Kriteria Negara yang Termasuk Sebagai Currency Manipulator Terhadap AS – Perkembangan ekonomi saat ini menjadi salah satu tolak ukur penilaian kemajuan suatu negara. Seperti yang diketahui, Amerika Serikat merupakan negara adidaya yang memiliki hak-hak istimewa dibandingkan negara lainnya. Beberapa tahun terakhir, Pemerintah Amerika Serikat telah menetapkan beberapa negara sebagai currency manipulator. Ini merupakan sebuah taktik yang dilancarkan oleh suatu negara yang bertujuan untuk membuat nilai tukar mata uang negaranya mampu bersaing dengan negara lain dalam perdagangan internasional.
Taktik ini disebut juga dengan Currency War. Biasanya, negara yang sering dituding sebagai currency manipulator oleh Amerika Serikat merupakan negara eksportir atau penghasil komoditas ekspor. Penetapan ini didasarkan pada kriteria negara yang termasuk sebagai currency manipulator yaitu dugaan nilai tukar mata uang yang lemah akan membuat harga komoditas mereka bersaing di pasar global. Ada banyak ketentuan yang digunakan untuk merujuk pada situasi ini, seperti perang mata uang (currency war) dan Devaluasi kompetitif (competitive devaluation).
Selain hal-hal yang telah disebutkan di atas, ada beberapa kriteria negara yang termasuk sebagai currency manipulator terhadap AS. Simak artikel ini sampai habis, karena artikel ini akan membahas seputar currency war dan currency manipulator yang pastinya akan menambah wawasan kamu tentang ekonomi.
Mengenal Apa Itu Currency War
Apresiasi dan devaluasi nilai tukar mata uang merupakan hal yang sudah biasa terjadi pada era sekarang ini, dimana nilai tukar mata uang kebanyakan negara dibiarkan mengambang mengikuti mekanisme pasar yang berkembang pada saat ini. Akan tetapi, devaluasi tersebut kadang terjadi dengan sengaja yang merupakan suatu bentuk intervensi sebuah negara dalam rangka menaikkan ekspor dalam negeri.
Tujuan mereka melakukan ini adalah untuk membuat harga komoditas dalam negeri mereka menjadi murah, karena dibanderol dalam mata uang negara mereka yang sedang melemah terhadap mata uang Dollar Amerika. Sebenarnya, langkah ini sangatlah logis jika dilihat dari sudut pandang pertumbuhan ekonomi. Meningkatnya jumlah ekspor akan menciptakan keuntungan bagi negara dan juga dapat menciptakan lapangan pekerjaan yang baru bagi negara tersebut. Dengan begitu, pertumbuhan ekonomi negara akan semakin melaju.
Di sisi lain, nilai tukar mata uang yang murah akan menyebabkan nilai investasi di negara tersebut menjadi menarik bagi para investor. Akibatnya, para investor asing mulai berdatangan dengan membawa modal mereka dalam bentuk dollar AS dan memperkuat pasar modal dalam negeri.
Bagaimana Cara Kerja Currency War?
Dalam melakukan currency war, suatu negara akan dengan sengaja menurunkan nilai mata uang milik negaranya terhadap mata uang negara lain. Namun, metode yang digunakan berbeda-beda antar negara, bergantung pada kebijakan nilai tukar mata uang yang ditetapkan oleh negara tersebut. Negara yang menerapkan kebijakan kurs tetap (fixed exchange rateds) pada umumnya hanya akan membuat pengumuman terkait devaluasi di negara tersebut. Sementara itu, di negara lainnya yang menetapkan Dollar AS sebagai mata uang cadangan devisa akan melakukan langkah intervensi moneter yaitu dengan melakukan pembelian Dollar AS secara terus menerus hingga nilai tukar mata uang negaranya berada pada level yang menurut mereka kompetitif.
Di samping itu, negara yang menerapkan kebijakan flexible exchange rates harus melakukan langkah moneter dengan meningkatkan jumlah uang yang beredar dengan tujuan agar nilai mata uang negara mereka terdepresiasi. Caranya yaitu dengan menerbitkan uang baru, selain itu kebijakan lainnya yang bisa ditempuh adalah bank sentral dapat melakukan quantitative easing dengan cara stimulus kredit.
Tidak hanya melalui kebijakan moneter, nilai mata uang suatu negara juga akan dipengaruhi oleh kebijakan fiskal. Langkah yang bisa diambil yaitu dengan kebijakan ekspansif seperti meningkatkan jumlah belanja lebih banyak ataupun dengan memberikan kelonggaran pajak. Langkah diatas dapat diambil suatu negara untuk meningkatkan jumlah uang yang beredar. Namun, pada umumnya kebijakan fiskal ini tidak dianggap sebagai upaya melakukan currency war. Karena ada banyak sekali kriteria negara yang termasuk sebagai currency manipulator terhadap AS.
Apa Yang Dimaksud Dengan Currency Manipulator?
Saat suatu negara mengalami keuntungan dalam melakukan currency war, maka Amerika Serikat adalah negara yang paling dirugikan dengan hal tersebut. Amerika Serikat adalah negara yang paling sering dijadikan sasaran currency war oleh negara lain. Hal tersebut dikarenakan mata uang Dollar Amerika Serikat yang sangat berharga. Oleh karena itu, Amerika Serikat mulai mengambil langkah untuk memberi label bagi para negara pelaku currency war. Nah, Pemerintah Amerika Serikat menyebut para negara pelaku currency war ini dengan sebutan currency manipulator. Currency manipulator sendiri dapat diartikan sebagai manipulator mata uang.
Apa Saja Kriteria Negara yang Termasuk Sebagai Currency Manipulator Terhadap AS ?
Amerika Serikat sendiri menetapkan beberapa kriteria negara yang termasuk sebagai currency manipulator terhadap AS. Negara yang bekerja sama dalam perdagangan dan memenuhi syarat ini akan diberi label sebagai manipulator mata uang. Tentu saja negara yang terlibat dalam praktik ini akan dikenakan sanksi oleh AS. Adapun kriterianya adalah sebagai berikut.
- Negara yang mencatat surplus perdagangan besar bersaing dengan Amerika Serikat. Yaitu minimal sebesar 20 Miliar US Dollar/tahun.
- Negara yang mencatat nilai defisit transaksi berjalan (Current Account Deficit) terhadap Amerika Serikat tinggi. Yaitu minimal 2 persen dari pendapatan domestik bruto (PDB)
- Negara yang terbukti melakukan intervensi pasar uang dengan cara membeli dollar secara terus-menerus. Nilai minimal yang ditetapkan adalah sebesar 2 persen dari PDB.
Nah, ketiga poin di atas merupakan kriteria negara yang termasuk sebagai currency manipulator terhadap AS. Bagi negara yang memenuhi kriteria di atas, maka akan dikenakan sanksi oleh pemerintah AS.
Sanksi Bagi yang Memenuhi Kriteria Negara yang Termasuk Sebagai Currency Manipulator Terhadap AS
Bagi negara yang memenuhi kriteria di atas, maka akan dikenakan sanksi oleh AS. Sanksi yang dikenakan juga bermacam-macam, namun umumnya sanksi yang dikenakan adalah berupa pengenaan tarif bea masuk impor. Dengan dikenakannya tarif bea masuk impor bagi negara manipulator, harga komoditas ekspor dari negara tersebut tidak akan terlalu murah sehingga pasar dalam negeri tidak akan kalah bersaing.
Ada beberapa negara yang tercatat pernah terlibat dalam Currency War ini dengan teknis dan tujuan yang berbeda. Negara tersebut antara lain Negara Uni Eropa pada tahun 2013, China pada tahun 2010 dan 2015. Selain kedua negara tersebut, ada beberapa negara lain yang berpotensi masuk kriteria negara yang termasuk sebagai currency manipulator terhadap AS dan masuk kedalam daftar pantau oleh Amerika Serikat.
Perang mata uang ini tentunya tidak hanya berpengaruh terhadap kedua negara yang sedang berperang, tetapi berimbas kepada negara lainnya terutama negara yang bergantung pada ekspor dan impor. Demikian pembahasan terkait kriteria negara yang termasuk sebagai currency manipulator terhadap Amerika Serikat yang telah kami rangkum dan pastinya bisa menambah wawasan yang bermanfaat buat kamu.