Apa Itu Kurva Lorenz – Dalam dunia ekonomi, segala hal bisa dihitung berdasarkan rumus yang ada untuk menentukan berbagai kebijakan pembangunan negara. Pembangunan negara sangat berpengaruh pada pendapatan negara dan penduduknya, perlunya keseimbangan dalam pembangunan negara dapat menentukan kesejahteraan masyarakat oleh karena itu ekonomi negara harus tetap stabil dan tidak bisa asal saat memutuskan sebuah kebijakan.
Dalam hal ini, Indonesia bisa dibilang negara berkembang yang pembangunannya belum merata dan masih banyak yang harus diperhitungkan. Pemerataan pembangunan juga masih jadi salah satu isu pokok serta menjadi pekerjaan rumah yang berat tidak hanya di Indonesia tapi juga di setiap negara.
Tahukah kamu kenapa sarjana ekonomi dan pembangunan saat ini banyak dibutuhkan untuk negara kita karena memang kenyataannya masih banyak fasilitas dan pelayanan negara yang belum menyentuh seluruh masyarakat terutama di daerah-daerah pelosok maupun terpencil.
Padahal setiap warga negara memiliki hak yang sama untuk menikmati pembangunan negara dalam berbagai bidang seperti kesehatan, transportasi, pendidikan, dan masih banyak lagi. Untuk itu setiap menetapkan keputusan, pemerintah harus memperhatikan indikator dari berbagai sektor agar setiap warga negara memiliki akses sumber daya yang mudah dan merata.
Membahas tentang pemerataan pembangunan dalam negara ada caranya dalam dunia ekonomi yaitu menggunakan kurva lorenz. Apa itu kurva lorenz ? Kurva lorenz merupakan grafis presentasi yang bisa menunjukan ketimpangan dalam sebuah sistem.
Kurva lorenz secara khusus juga digunakan untuk mengukur koefisien gini yang menjadi salah satu indikator pembangunan yang dirancang dalam APBN atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Ketimpangan pastinya akan terjadi apalagi jika akses sumber daya warga negara tidaklah sama seperti contohnya masyarakat perkotaan dan pedesaan yang tentu saja dalam kondisi geografis sangat berbeda.
Maka itu sangat perlu kita memahami apa itu kurva lorenz dan fungsinya dalam sebuah negara untuk mengatasi ketimpangan yang ada dan mereduksi kebijakan baru untuk kesejahteraan bersama
Apa Itu Kurva Lorenz, Koefisien Gini dan Fungsinya
Apa itu kurva lorenz, ternyata kurva lorenz dikembangkan oleh Max Lorenz tahun 1905 dan maka itu dinamakan sesuai nama belakangnya, Max Lorenz berkebangsaan Amerika yang mengembangkan kurva lorenz sebagai sebuah grafik untuk menunjukkan jumlah populasi berbanding dengan pendapatan total kumulatif.
Bisa dibilang kurva lorenz memberikan sebuah gambaran besar dari ketimpangan pengeluaran dan distribusi variabel tertentu. Cara mengamati kurva lorenz adalah melihat sebuah grafik yang sudah dibuat dengan rumus, grafik tersebut terdapat garis diagonal lurus disertai kemiringan 1. Kemiringan tersebut menggambarkan kesetaraan distribusi pendapatan atau bisa disebut nilai kekayaan.
Di bawah garis kamu bisa melihat kurva lorenz yang menggambarkan distribusi yang sedang diamati. Nah, antara garis lurus dan garis lengkung inilah disebut koefisien gini yang tentu saja menunjukkan gambaran ketimpangan ekonomi pada objek yang sedang diamati. Fungsi kurva lorenz dapat kami rumuskan sebagai berikut:
- Dapat mengukur berbagai ketimpangan apapun itu
- Mengukur nilai kekayaan atau pendapatan total secara empiris
- Mengukur distribusi dalam suatu masyarakat
- Menyajikan data dalam bentuk grafis yang kompleks
- Memiliki fungsi yang kontinu dalam perhitungan
- Memberikan informasi rinci terkait distribusi kekayaan dan pendapatan
- Menampilkan distribusi tiap persentil secara visual
- Menunjukkan dengan tepat persentil pendapatan terhadap garis kesetaraan dan besar ketimpangan
Membahas tentang apa itu kurva lorenz sangat terkait dengan koefisien gini, koefisien gini yaitu indikator makro ekonomi untuk melihat ketidaksetaraan ekonomi. Cara melihatnya semakin jauh kurva dari batas garis dasar yaitu garis lurus diagonal maka semakin tinggi ketimpangan ekonomi yang terjadi. Koefisien gini dikembangkan tahun 1912 oleh Corrado Gini, dan dapat dipresentasikan dengan garis horizontal sebagai persentase kumulatif penduduk sedangkan garis vertikal sebagai total pendapatan penduduk.
Mengulas Keakuratan dalam Kurva Lorenz dan Koefisien Gini di Indonesia
Penetapan ketimpangan paling rendah di Indonesia berlaku konsensus dengan koefisien gini dibawah 0,4, kemudian range antara 0.4 sampai 0,5 masuk dalam kategori ketimpangan sedang. Tentu saja jika koefisien gini nya lebih dari itu ketimpangan ekonomi sudah termasuk tinggi dan harus dicari problem dan gap yang terjadi.
Konsensus ini telah ditentukan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI dan perhitungannya dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) yaitu bulan Maret dan September. Mengulik dari data Maret tahun lalu didapatkan koefisien gini dibawah 0,4 yaitu 0,384 yang dapat disimpulkan ketimpangan ekonomi di Indonesia termasuk dalam kategori rendah berdasarkan angka tersebut.
Kenyataanya, angka tetaplah angka meskipun dihitungnya menggunakan, rumus, grafik dan kurva tetap saja akan ada gap atau ketidaksesuaian dengan kondisi sebenarnya. Meski kurva lorenz dan koefisien gini telah digunakan sebagai indikator pengukuran yang valid dalam pembangunan, kurva lorenz maupun koefisien gini tetap memiliki kemungkinan tidak sesuai dengan fakta dan kondisi lapangan.
Hal ini bukan berarti kurva lorenz dan koefisien gini tidak akurat, namun pada prosesnya seperti pengumpulan data, target data, maupun dinamika sosial ekonomi memiliki indikator yang dapat mempengaruhi hasil data yang akan diinput di kurva lorenz. Namun, bisa dikatakan bahwa kurva lorenz dan koefisien gini masih sangat layak untuk jadi patokan dan gambaran kasar suatu ketimpangan dalam negara.
Tentu saja, kurva lorenz masih bisa dijadikan standar dalam menentukan kebijakan dan arah pembangunan yang lebih baik lagi. Apa itu kurva lorenz suda kita ulas bahkan bisa menjadi alat yang cukup menggambarkan kondisi ekonomi jika dihitung dari data yang diinput dengan benar.
Rentannya Kurva Lorenz
Kami bisa memberikan sedikit kesimpulan bahwa kurva lorenz memang sangat rentan dan lemah pada proses input data oleh karena itu keakuratannya dipandang masih belum mewakili secara keseluruhan kondisi ekonomi suatu negara, oleh sebab itu perhitungan dilakukan dua kali dalam setahun.
Di sisi lain analis ekonomi mulai meragukan kurva lorenz karena perhitungannya masih bergantung pada PDB atau Produk Domestik Bruto dan pendapatannya padahal kini aktivitas ekonomi terus mengalami gejolak dan perubahan yang tidak tercatat pada PDB yang menyebabkan data pendapatan ekonomi yang harus tercatat malah terlewatkan.
Hal ini menyebabkan apa itu kurva lorenz dan koefisien gini menghasilkan data yang kurang akurat untuk menggambarkan ketimpangan ekonomi suatu negara karena terbatasnya dimensi yang mewakilkan data lapangan. Hal itu menyebabkan generalisasi data padahal setiap fenomena data harus melalui pendekatan berbeda agar langkah terbaik bisa ditempuh.
Jika generalisasi data dalam kapasitas yang besar tentu tidak akan memberikan kondisi riil yang diinginkan. Oleh karena itu, kurva lorenz dan koefisien gini cukup menjadi gambaran secara umum tapi bukan jadi pengukuran utama karena masih banyak indikator pendukung untuk menunjang representasi ketimpangan ekonomi.
Akhir kata, sekian informasi tentang apa itu kurva lorenz, koefisien gini, fungsinya dan mengulas bias dari perhitungan ketimpangan ekonomi dengan kurva lorenz dan koefisien gini. Semoga artikel kali dapat menambah wawasan keilmuan dalam dunia ekonomi dan pembangunan.