Tari Lengger Wonosobo – Kota Wonosobo bukan hanya memiliki keindahan alamnya saja, namun di kota ini terdapat sebuah seni tari tradisional yang telah berusia ratusan tahun, yaitu tari “Lengger Topeng”. Meskipun sudah ada sejak lama, tari lengger ini tetap tenar ditengah era hiburan modern saat ini.
Tari Lengger termasuk jenis tarian yang dianggap sakral. Ada sebuah cerita bahwa terbentuknya karya seni tari Lengger merupakan akulturasi dari kebudayaan Hindu dan Budha dengan Islam yang dihasilkan oleh Sunan Kalijaga.
Pertunjukan Tari Lenger ini dilakukan oleh dua orang penari, yaitu pria dengan mengenakan topeng sementara wanita memakai pakaian tradisional.
Penari tersebut menari dalam kurun waktu lebih dari sepuluh menit setiap babaknya dan diiringi dengan alunan musik seperti gambang, saron, kendang, gong, dan lainnya.
Perpaduan gerakan tarian dan alunan musik tradisional membuat pentas tradisional ini begitu indah dinikmati sebagai pelengkap hiburan selama berada di kota khayangan atau wonosobo, Jawa Tengah.
Baca Juga Alun Alun Wonosobo Jawa Tengah Dan Akses Menuju Lokasinya
Sejarah Tari Lengger Wonosobo
Secara harfiah, tari “Lengger” berasal dari dua suku kata, yaitu “le” dan “ngger”. Le artinya orang (laki-laki), sedangkan ngger bermakna geger (bikin gempar) para penonton, karena penari yang dikiranya perempuan ternyata malah laki-laki. Tari Lengger mengingatkan manusia akan sangkan paraning dumadi (filosofi atau ajaran dalam ilmu Kejawen tentang bagaimana cara manusia menyikapi kehidupan).
Dari beberapa tembang parikan yang sering mengiri tarian ini pun mengambarkan pesan-pesan akan ajaran Islam yang rahmatan lil ‘alamin dan nilai-nilai kebaikan.
Ada sebuah kisah bahwa dulu Sunan Kalijaga menggunakan Tari Lengger untuk perantara dalam memperkenalkan Islam kepada masyarakat.Mengapa demikian? Karena waktu itu, tari Lengger sangat digemari oleh masyarakat sebagai tontonan dan hiburan warga.
Baca Juga Sejarah Mesir Kuno Secara Lengkap Dan Terpercaya
Sehingga masyarakat pada waktu itu sulit untuk diajak dan dating ke masjid serta untuk mendalami agama Islam. Oleh sebab itu, dengan tetap menjaga tradisi dan budaya setempat, Sunan Kalijaga memiliki ide untuk ikut menari dalam acara peringatan tersebut.
Selain secara harfiah Tari Lengger Wonosobo juga bermakna ling (iling) dan ngger (angger). Ngger merupakan nama panggilan untuk anak atau cucu dari orang tua, yaitu ilinga ngger yang artinya ingatlah nak (yen mbesuk kuwi bakale mati).
Semua itu merupakan sebuah nasihat dari orang tua kepada anak cucu agar selalu ingat (eling) eling atau ingat kepada Allah Swt setiap langkah setiap perbuatan dalam hal apapun.
Tari lengger juga mengandung pesan bahwa, dalam menyikapi hidup itu berperilakulah sebaik mungkin dan buang jauh-haug oerilaku tercela seperti yang digambarkan pada gerakan tari lengger.
Di dalam pertunjukan tari lengger, terdapat bentuk dan jenis topeng-topeng maupun gerak lakon, misalnya, pada gerak tari kinayakan. Kinayakan diambil dari kata dasar ayak yang artinya memfilter atau mengelompokan mana yang benar dan yang salah. Umumnya tarian ini dimainkan pada awal pertunjukkan.
Baca Juga Sejarah Kota Kuningan Provinsi Jawa Barat Yang Perlu Anda Ketahui
Demikian ulasan mengenai Tari Lengger Wonosobo. Semoga sedikit informasi ini dapat bermanfaat untuk anda semua, terima kasih atas perhatiannya.