Tarian Adat Dari Daerah Gorontalo – Siapa sih yang tidak tau provinsi Gorontalo? Tentu sebagian besar masyarakat Indonesia sudah mengetahui provinsi yang satu ini. Dimana Gorontalo diresmikan oleh pemerintah pusat sebagai provinsi baru pada tanggal 22 Desember 2000. Meskipun baru berjalan 21 tahun, ternyata wilayah ini telah menyimpan akan kekayaan kebudayaan, kesenian dan tradisi yang sangat menarik untuk diulas.
Provinsi ini sebagian besar telah di huni oleh Suku Gorontalo, bahkan keberadaan suku ini juga mendiami sampai di provinsi Sulawesi Utara. Oleh karena itu, kebudayaan Gorontalo sedikit terjadi alkulturasi budaya dengan Sulawesi Utara. Dengan demikian, budaya dan kesenian yang di miliki Gorontalo sangat unik. Misalnya saja Tarian Daerah Gorontalo yang akan kita bahas kali ini. Disini calonpengangguran menyajikan 9 tarian adat yang berasal dari Gorotalo, yaitu :
Apa Saja Tari Daerah Gorontalo?
1. Tari Tidi Lo Tihu’o
Istilah Tihu’o memiliki arti kata, yaitu rangkaian yang dibuat dari manik manik dengan warna adat lianggo (merah, kuning, hijau dan juga ungu). Biasanya tarian ini dimainkan oleh keturunan puteri bangsawa dan para wali mowali yang merupakan pejabat negeri serta didampingi oleh 2 hingga 6 orang lain.
Sementara, pakaian yang dikenakan oleh para penari ini adalah bili’u dengan huwo’o atau rambut yang melambangkan kotak, dimana kotok tersebut terbuat dari bahan perak bersepuh emas 5 susun yang akan diberikan oleh pengantin wanita.
2. Tari Seronde
Tari seronde adalah salah satu tarian daerah Gorontalo yang ditarikan pada waktu malam hari ketika terdapat acara pertunangan atau upacara perkawinan adat masyarakat Gorontalo. Umumnya, tarian ini dilakukan oleh para penari pria dan wanita. Untuk gerakan dari seni tari ini, yaitu dengan memakai selendang sebagai properti menari.
Berdasarkan fakta sejarah, tari Seronde merupakan kesenian tari dari tradisi pernikahan adat yang pada zaman dulu dijadikan media Molihe Huali, artinya aktivitas menengok atau mengintip calnn mempelai wanita karena masyarakat Gorontalo pada masa itu belum mengenal pacaran seperti zaman sekarang ini. Oeh karena itu, hubungan kedua padangan tersebut akan dikendalikan keluarga atau orang tua.
Tari Seronde biasanya ditarikan oleh calon mempelai pria dengan orang tua atau wali di hadapan mempelai wanita. Kemudian, mempelai pria akan menari dan melirik ke arah mempelai wanita untuk mengetahui calon pendamping hidup yang sudah dipilihkan orang tuanya.
Sementara dari mempelai wanitanya sendiri berada di dalam ruangan sambil memperlihatkan sedikit dirinya supaya calon mempelai pria mengetahui jika dirinya sedang diperhatikan. Perlu anda ketahui, saat ini tarian tersebut masih tetap dijadikan tradisi. Untuk mementaskan tarian ini dibutuhkan 3 hingga 6 pasang penari pria dan wanita, kemudian mereka akan menampilkan gerakan lincah sambil memainkan selendang.
Gerakan pada tari Seronde didominasi dengan gerakan ayunan kaki dan tangan ke depan secara bergantian. Disisi lain para penari juga memainkan selendang dengan berputar dan formasinya dapat beruubah-ubah sampai acara berakhir. Ketika pementasan berlangsung, tarian ini juga diirngi dengan rebana dan nyanyian vokal. Sementara lagu yang digunakan adalah musik khusus tari seronde tersebut.
3. Tari Tidi Tabongo
Tarian daerah Gorontalo selanjutnya adalah Tari tidi tobango. Dimana dibalik penamaan tarian ini memiliki arti untuk mewaspadai suatu hal didalam rumah tangga atau negeri. Gerakan dan formasi dari tarian ini seperti bagaimana cara mengambil jalan keluar. Dalam pertunjukan tari Tidi Tabnago, biasanya ditarikan puteri raja atau bangsawan dan wali mowali dan puteri tokoh masyarakat sebanyak 3 orang penari.
Semntara kostum yang dikenakan dalam tarian tradisional ini adalah pakaian adat bili’u untuk pengantin wanita, lalu madi pungu untuk penari lain dengan lima tangkai sunthi (bunga seruni) di atas konde.
4. Tari Polo Palo
Tari Polo Palo merupakan tarian daerah Gorontalo yang termasuk kedalam jenis tari pergaulan dan umumnya ditarikan oleh pemuda pemudi Gorontalo. Sebenarnya, Polo Palo adalah alat musik tradisional khas Gorontalo mirip dengan idofon atau instrumen musik yang sumber bunyinya berasal dari badannya sendiri.
Dalam pementasan, para penari Polo Palo akan diiringi dengan instrumen musik polopalo sebagai properti. Faktanya, tarian Gorontalo ini telah mengalami perkembangan, sehingga terbagi atas 2 jenis, yaitu polopalo tradisional dan juga polopalo modern. Dimana kedua tarian tersebut mempunyai perbedaan yang terletak pada jumlah penari.
Untuk tari tradisional, biasanya ditarikan secara tunggal dan diiringi musik yang dimainkan sendiri. Sedangkan yang modern, akan dipentaskan secara berkelompok dengan musik yang sudah diaransemen.
5. Tari Dana Dana
Mengungkap fakta, bahwa istilah penamaan tari Dana dana merupakan serapan kata dari bahasa Daya Dayango yang berarti menggerakan seluruh anggota tubuh sambil berjalan, sehingga dapat dikatakan tarian yang dilakukan dengan menggerakan semua anggota tubuh sambil berjalan. Tari Dana Dana termasuk kedalam jenis tari pergaulan remaja yang ditarikan oleh 2 hingga 4 orang pria. Para penari pun melakukan gerakan yang dinamis dan lincah, dimana setiap badan penari akan bergerak sesuai dengan alunan musik.
Selama tarian ini berlangsung, maka akan diiringi oleh alat musik gambus dan rebana serta lagu berpantun yang bertemakan percintaan atau nasihat remaja dengan gairah hidup. Biasanya tarian ini sering digunakan untuk penyambutan dan perayaan hari besar atau perayaan adat Gorontalo.
Berbeda hal untuk waktu sekarang ini, tari dana dana telah banyak dimodifikasi, seperti memadukannya dengan tari cha cha tanpa bertentangan dengan nilai moral dan seni filosofi dari tarian ini. Kesenian tari ini sudah mulai terkenal sejak pengaruh Islam masuk ke wilayah Gorontalo yakni tahun 1525 M.
Waktu itu tarian ini digunakan sebagai media penyebaran dakwah agama Islam di Gorontalo. Tetapi, pada ajaran Islam mas itu tidak mengizinkan pria untuk bersentuhan dengan wanita yang bukan muhrimnya. Oleh karena itu tari dana dana hanya ditampilkan penari pria saja.
6. Tari Biteya
Tari daerah Gorontalo selanjutnya adalah Tari Biteya. Dimana tarian ini ditampilakan dengan banyak penari, yaitu lebih dari 400 penari dan masing-masing penari menggunakan busana adat khas Gorontalo. Untuk gerakan dalam tarian ini, biasanya menampilakan budaya masyarakat yang sedang mencari ikan di laut dengan sangat keras.
Dalam pementasan seni tari ini bertujuan untuk mengugkapkan bentuk rasa syukur pada Tuhan. Selain itu, tari Biteya juga dijadikan sebagai hiburan dan penyambutan tamu penting atau agung yang datang ke Gorontalo.
7. Tari Langga
Tari Langga adalah jenis tarian daerah Gorontalo yang gerakannya menyerupai gerak beladiri. Selain itu, gerakan dari tarian ini juga di serap dari budaya yang berkaitan dengan upacara adat serta beberapa aktivitas sehari hari seperti memanjat pohon kelapa, berkebun, menyabrang sungai dan lain sebagainya.
Ciri khas dari tarian ini terletakpada gerakannya. Dimana tarian ini dijadikan sebagai olahraga tradisional masyarakat Gorontalo, yaitu adu ketangkasan untuk mengunci atau membuka kuncian yang disebut dengan walama.
8. Tari Tidi Da’a
Tari tidi adalah tarian daerah Gorontalo yang masih popular hingga saat ini. Istilah tidi sendiri berarti tari. Pelu anda ketahui, pada segi pakaian, formasi dan properti yang digunakan semuanya mengandung nilai moral, sehingga tarian ini tidak boleh diubah ubah.
Keberadaan tarian ini sudah ada sejak zaman pemerintahan Raja Eyato tahun 1672. Unsur dari tarian ini masih kental akan nilai-nilai agama Islam dan moral serta nilai didik. Berdasarkan fakta, tarian ini diciptakan pada tahun 1960. Dalam pementasannya tarian ini diiringi dengan lagu Chirna Monoarta. Hal tersebut digunakan untuk memberikan makna dalam gerakan tarian lewat syair lagu. Akan tetapi, jika anda ingin menarikan tarian ini sesuai dengan aslinya, maka tetap menggunakan iringan musik, hanya saja tanpa lagu.
9. Tari Elengge
Tari Elengge merupakan tarian daerah Gorontalo yang diciptakan oleh Bapak Kum Eraku. Beliau berasal dari Kecamatan Tapa Kabupaten Bone Bolango. Istilah penamaan tarian ini diambil dari bunyi alat penumbuk padi atau alu. Kemudian pada bagian ujung alu tersebut disisipkan sepotong kayu pada lubang dengan bentuk segi empat, jika digerakkan untuk menumbuk maka akan menghasilkan bunyi dalan istilah Gorontalo disebut ele-elenggengiyo atay moelengge.
Sementara itu, untuk gerakan pada tarian ini sangat mengutamakan kebersamaan dan persatuan atas dasar kekeluargaan. Oleh jarena itu, untuk menyelesaikan suatu aktivitas harus dilakukan secara gotong royong.
Dalam kebudayaan di Gorontalo masyarakat mengenal dengan lambang persatuan seperti hulunga, helumo, tiayo, dan lain-lain. Hal tersebut mencerminka dari tari Elengge yang juga dikatakan sebagai simbol kebersamaan para remaja ketika menumbuk padi dengan alu secara gotong-royong.
Demikian pembahasan pada kesempatan kali ini mengenai Tari Tradisional Daerah Gorontalo. Jika terdapat kesalahan pada informasi diatas saya mohon maaf. Semoga dapat bermanfaat untuk anda semuanya. Sekian dan terimakasih.