Candi Muaro Jambi Beserta Penjelasannya Terlengkap

Candi Muaro Jambi – Menurut situs sejarah informasi yang saya dapatkan, bahwa Kompleks Percandian Muaro Jambi merupakan satu-satunya kompleks percandian agama Hindu-Buddha terbesar di asia tenggara, yaitu memiliki luas sekitar 3981 hektar.

Dapat diprediksikan situs kompleks percandian Muaro Jambi ini adalah peninggalan sejarah dari Kerajaan Sriwijaya dan Kerajaan Melayu.

Kompleks Candi Muaro Jambi ini berada di Kecamatan Maro Sebo, Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi, Indonesia, lebih tepatnya terletak di tepi Batang Hari, sekitar 26 kilometer arah timur Kota Jambi.

Letak titik koordinat di bagian Selatan 01* 28’3  dan Timur 103* 40’04. Candi ini berdiri diperkirankan sejak pada abad  ke 7  hingga 12 M. Candi Muaro Jambi ini adalah salah satu kopleks percandian terluas dan sangat terawatt di Pulau Sumatera.

Perlu anda ketahui, bahwa pada tahun 2009 yang lalu, Kompleks Candi Muaro Jambi telah diusulkan kepada UNESCO untuk menjadi Situs Warisan Dunia.

Untuk membahas lebih detail mengenai komplek Candi Muaro Jambi ini, yuk simak saja langsung penjelasannya dibawah ini :

Baca Juga Berikut Ini Tarian Daerah Jambi Terlengkap Beserta Penjelasannya

Candi Muaro Jambi Beserta Penjelasannya Terlengkap

Penemuan dan pemugaran Komplek Percandian

Candi Muaro Jambi
BuddhaZine

Pada tahun 1824, pertaman kali Kompleks percandian Muaro Jambi pertama kali ditemukan oleh seorang letnan dari Inggris yang bernama S.C. Crooke, dimana letnan itu  sedang melakukan pemetaan daerah aliran sungai untuk kepentingan militer.

Selanjutnya pada tahun 1975 M, komplek percandian Muaro Candi ini di kembangkan dan dilakukan pemugaran oleh pemerintah Indonesia yang dipimpin R. Soekmono.

Menurut aksara Jawa Kuno dibagian beberapa lempeng yang telah ditemukan, seorang pakar epigrafi yang bernama Boechari menyimpulkan bahwa peninggalan sejarah percandian itu berkisar dari abad ke-7 hingga 12 M.

Saking banyaknya yang ditemukan, kini baru ada sembilan bangunan yang telah dilakukan pembugaran dan seluruhnya bermotif Buddhisme. Dari kesembilan Candi tersebut terdiri atas Candi Kotomahligai, Kedaton, Gedong Satu, Gedong Dua, Gumpung, Tinggi, Telago Rajo, Kembar Batu, dan Candi Astano.

Dari beberapa temuan candi-candi tersebut, Junus Satrio Atmodjo menyimpulkan bahwa daerah itu dulu banyak dihuni dan menjadi tempat bertemu berbagai budaya. Terdapat berbagai manik-manik yang berasal dari Persia, China, dan India.

Agama Buddha Mahayana Tantrayana dapat dipastikan bahwa dulunya menjadi agama mayoritas dengan ditemukannya beberapa lempeng-lempeng bertuliskan “wajra” pada candi-candi yang membentuk mandala.

Baca Juga Berikut Ini Rumah Adat Jambi Beserta Penjelasannya Terlengkap

Struktur Bangunan kompleks percandian

Candi Muaro Jambi
ksmtour.com

Kompleks Candi Muaro Jambi ini berada di tanggul alam kuno Sungai Batanghari.  Candi ini memiliki luas 12 KM yaitu sebesar 260 hektar yang membentang searah dengan jalur sungai dan mempunyai  panjang panjang lebih dari 7 KM.

Situs ini  memiliki 110 candi, dimana kebanyakan masih berupa gundukan tanah yang belum dilakukan pemugaran. Selain itu disekitar kompleks percandian juga terdapat beberapa bangunan yang terkesan seperti mengambarkan agama Hindu.

Bukan hanya bangunan candi saja yang terdapat di kompleks tersebut, namun juga terdapat parit kuno buatan manusia, kolam tempat penammpungan air dan gundukan tanah yang di dalamnya terdapat struktur bata kuno.

Di bagian dalam kompleks percandian, ada 85 buah tumpukan bata berstruktur Candi atau menapo yang saat ini masih dimiliki oleh penduduk setempat. Bukan hanya peninggalan bangunan sejarah, namun juga ditemukannya arca prajnaparamita, dwarapala, gajahsimha, umpak batu, lumping atau lesung batu.

Selanjutnya ditemukannya beberapa sebuah benda peninggalan sejarah seperti gong perunggu yang bertulisan huruf Cina Cina, mantra Buddhis yang dituliskan disebuah kertas emas, keramik asing, tembikar, belanga besar dari perunggu, mata uang Cina, manik-manik, bata-bata bertulis, bergambar dan bertanda, lalu ditemukannya juga fragmen pecahan arca batu, batu mulia serta fragmen besi dan perunggu.

Selain bangunan Candi, didalam kompleks tersebut juga terdapat gundukan tanah kecil yang dibuat oleh manusia, gundukan tanah kecil tersebut  diberikan nama oleh masyarakat setempat dengan sebutan Bukit Sengalo atau Candi Bukit Perak.

Kejadian Kerusakan Candi

Candi Muaro Jambi
Beritagar

Walaupun kompleks percandian Muaro Jambi kini sudah diakui oleh UNESCO sebagai sebagai Warisan Budaya Dunia, tetapi pada kenyataannya sekarang, Candi ini mengalama keterpurukan dalam pengelolaanya atau pemugarannya.

Hal tersebut dipengaruhi oleh adanya beberpa industri sawit dan batubara di sekitar kompleks. Tak hanya itu, bahkan kini dari beberapa Candi dan tumpukan bata berstruktur candi (Menopo) terletak pas di tengah-tengah lokasi pabrik dan areal penimbunan batubara.

Terdapat factor lain juga, seperti dengan adanya persewaan atau rental sepeda, dimana kini seringkali melindas tumpukan bata berstruktur Candi (menapo), lalu berfungsi sebagai pasar malam, mulai dari komidi putar dan tong setan yang dipasang di tengah candi.

Selain itu, dikawasan perlindungan arkeologis, nbelum terfikir rencana untuk menata ruang kabupaten dan provinsi. Dengan demikian, kejadian ini sangat disayangkan sekali pengalokasian wilayah untuk ini belum ada.

Kemudian, sejak adanya kemunculan pabrik-parik di tahun 1980-an dan juga pepohonan di sekitar komplek percandian sudah digunduli, sehingga mempengaruhi hilangnya ciri khas ekologis di sekitar candi, sedikit demi sedikit.

Baca Juga Berikut Ini Upacara Adat Minangkabau Beserta Penjelasannya Terlengkap

Demikian ulasan mengenai Candi Muaro Jambi. Semoga sedikit informasi ini dapat bermanfaat untuk anda semua, terima kasih atas perhatiannya.