Sejarah Indramayu – Pada tanggal 7 Oktober 1517 M merupakan hari lahinya kabupaten Indramayu, dimana telah disahkan pada sidang Pleno DPRD Kabupaten Daerah tingkat II Indramayu dan ditetapkan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Daerah tingkat II Indramayu pada tanggal 24 Juni 1977.
Dalam UU Nomor 02 Tahun 1977 yaitu berisi tentang Penetapan Hari Jadi Indramayu, dimana dalam Peraturan Daerah tersebut disebutkan bahwa hari jadi Indramayu ditetapkan jatuh pada tanggal 7 Oktober 1527 M atau lebih tepatnya hari Jumat Kliwon tanggal 1 Muharam 934 H.
Dalam penentuan hari lahirnya Kabupaten Indramyu sudah diteliti oleh tim panitia penelitian yang berpegang pada sebuah patokan peninggalan sejarah zaman dulu dan terdapat fakta sejarah yang telah ditemukan seperti prasasti, penulisan-penulisan masa lalu, benda-benda purbakala atau benda pusaka dan cerita legenda rakyat serta tradisi yang hidup ditengah-tengah masyarakat.
Untuk lebih jelasnya bagaimana proses Sejarah Indramayu, langsung saja simak ulasan selengkapnya dibawah ini :
Baca Juga Berikut Penjelasan Peninggalan Kerajaan Banten Yang Sangat Penting Dalam Budaya
Proses Sejarah Indramayu
Menurut sejarah Babad Dermayu penghuni partama kawasan Indramayu yaitu Raden Aria Wiralodra. Dimana raden ini berasal dari wilayah Bagelen Jawa Tengah dan raden wiralodra ini putra dari Tumenggung Gagak Singalodra yang sudah terkenal dalam melatih diri olah ilmu kanuragan, tirakat dan bertapa.
Terdapat sebuah cerita, Pada suatu hari Raden Wiralodra tapa brata dan semedi di perbukitan melaya di kaki gunung sumbing, ia bertapa selama kurun waktu tiga tahun lamanya. Setelah melakukan tapa tiga tahun ia menerima wangsit yang berkata (“Hai wiralodra apabila kamu ingin mendapatkan keturunan di kemudian hari carilah lembah Sungai Cimanuk. Apabila sudah sampai dilokasi berhentilah dan potong beberapa belukar secukupnya untuk mendirikan podok kecil dan menetaplah disana, suatu saat tempat itu akan menjadi subur makmur serta tujuh turunanmu akan memerintanh disana”).
Raden Wiralodra Berangkat Menuju Sungai Cimanuk
Untuk pergi ke tempat tersebut, Raden Raden Wiralodra didampingi dengan Ki Tinggil dan berbekal senjata Cakra Undaksana. Mereka berdua menuju ke arah barat untuk mencari sungai Cimanuk.
Pada suatu sore hari mereka telah sampai di sebuah sungai, Raden Wiralodra menganggap sungai tersebut merupakan Cimanuk, sehingga berniat untuk istirahat dan tidur disitu dan pada waktu pagi hari mereka terbangun dan melihat ada orang tua yang menegur dan menanyakan tujuan mereka.
Lalu Raden Wiralodra menjawab apa yang di tanyakan oleh orang tua tersebut. Tak lama kemudian orang tua tadi memberi tahu kepada Raden Wiralodra bahwa sungai ini bukan cimanuk, karna sungai cimanuk telah terlewati dan mereka harus berputar balik menuju ke arah timur laut.
Setelah mengucapkan kata-kata tersebut orang tua tersebut tiba-tiba menghilang. Menurut cerita dahulu orang tua yang dimaksud tersebut adalah Ki Buyut Sidum, Kidang Penanjung dari Pajajaran. Ki Sidum ini merupakan seorang panakawan tumenggung Sri Baduga yang hidup antara tahun 1474 – 1513.
Setelah mendengar arahan dari Ki Buyut Sidum, kemudian Raden Wiralodra bersama Ki Tinggil melanjutkan perjalanan menuju kearah timur laut dan setelah beberapa hari berjalan mereka melihat sungai besar, Wiralodra berharap sungai tersebut adalah Cimanuk, selain itu juga melihat kebun yang pemandangannya indah.
Raden Wiralodra Bertemu dengan Ki Sidum
Namun pemilik kebun tersebut sangat angkuh dan sombon, sahungga Raden Wiralodra tidak dapat mengendalikan emosinya ketika ia hendak membanting pemilik kebun itu, kemudian pemilik kebun itu hilang dan hanya berkata : ‘Hai cucuku Raden Wiralodra perlu kamu ketahui bahwa aku ini adalah Ki Sidum dan sungai ini bukan Cimanuk melainkan sungai Cipunegara, saat ini juga lanjutkan perjalanan mu kearah timur, apabila kamu menemukan seekor Kijang bermata berlian, kemudiankejar dan ikutilah dimana Kijang itu hilang, maka itulah yang dimaksud dengan sungai Cimanuk yang kamu cari’.
Ketika ditengah perjalanan, Raden Wiralodra bertemu dengan seorang wanita yang bernama Dewi Larawana, dimana wanita ini mengajak secara paksa agar minta di kawani dengan Raden Wiralodra, namun Wiralodra untuk menolaknya. Sehingga wanita tersebut terlihat marah dan menyerang.
Raden Wiralodra Menemukan Kijang
Selanjutnya Raden Wiralodra mengeluarakan Cakranya kearah Larawana, kemudian wanita itu hilang bersama dengan munculnya Kijang. Lalu Wiralodra mengikuti dan mengejar tersebut yang lari kearah timur, pada waktu itu kijang itu hilang dan terlihat sebuah sungai besar.
Setelah tampak kelelahan Raden Wralodra ini berniat untuk istirahat terlebih dahulu dan ia bermimpi bertemu Ki Sidum ,
didalam mimpinya tersebut Ki Sidum berkata bahwa inilah hutan Cimanuk yang kelak akan menjadi tempat bermukim.
Baca Juga Berikut Penjelasan Rumah Adat Suku Jawa, Barat, Tengah Dan Timur Terlengkap
Raden Wiralodra Mendirikan Perkampungan
Setelah mimpinya tersebut, ada sebuah kepastian bahwa Raden Wiralodra dan Ki Tinggil berniat membangun podok atau gubug dan membuka lading. Mereka akan menetap dan menghuni di sebelah barat ujung sungai Cimanuk.
Seiring waktu berjalan, perkampungan imanuk makin hari makin rame penghuninya. Dimana terlihat seorang wanita cantik paripurna yang bernama Nyi Endang Darma.
Wanita itu ahli dalam bidang ilmu kanuragan, dimana Nyi Endang Darma sudah mengundang Pangeran Guru dari Palembang yang datang ke lembah Cimanuk bersama 24 muridnya untuk menlawanya, teteapi emua tewas dan dikuburkan di suatu tempat yang sekarang terkenal dengan Makam Selawe.
Terjadi Peristiwa Pertarungan Antara Raden Wiralodra dan Nyi Endang Darma
Pada suatu hari, ada sebuah pertunjukan pertarungan antara Nyi Endang Darma dengan Raden Wiralodra, dimana pertarungan tersebut Raden Wiralodra ditantang oleh Nyi Endang Darma namun Nyi Endang Darma untuk mengadu ilmu kesaktian kanuragaran yang ia miliki, namun Nyi Endang Darma begitu kewalahan dalam melawan serangan dari Wiralodra, sehinggga ia meloncat terjun ke dalam Sungai Cimanuk dan mengakui kekalahannya.
Sebelum itu wanita tersebut berpesan kepada Raden Wiralodra, dimana Wiralodra mengajak pulang Nyi Endang Darma untuk bersama-sama melanjutkan pembangunan perkampungan, tetapi Nyi Endang Darma menolaknya dan hanya berpesan : ‘Apabila suatu saat kamu ingin memberikan nama untuk perkampungan ini, maka berikan nama kampong ini dengan nama hamba, saya pikir permintaan ini tidak berlebihan sebab hamba juga ikut andil dalam usaha membangun daerah ini’.
Setelah itu, Raden Wiralodra pun mengabulkan permintaan dan pesan dari Nyi Endang Darma, dimana hal itu untuk mengenang jasanya yang sudah ikut andil dalam membangun perkampungan dan perkampungan tersebut diberi nama DARMA AYU. Seiring perkembangan zaman dan waktu nama itu diganti dengan INDRAMAYU.
Untuk beridirnyta perkampungan Darma Ayu ini sebenarnya memang begitu jelas, baik dari tanggal dan tahunnya. Tetapi menurut kebenaran sejarah tim penelitian dapat mengambil kesimpulan bahwa peristiwa tersebut terjadi pada jum’at kliwon, 1 sura 1449 atau 1 Muharam 934 H yang bertepatan dengan tanggal 7 Oktober 1527 M.
Catatan Sejarah Proses Indramayu lainnya
Berdasarkan alur cerita perkampungan Darma Ayu diatas merupakan salah satu catatan sejarah dari Indramayu, tetapi selain itu terdapat beberapa catatan sejarah lainnya sebagai berikut :
- Sumber berita dari Babad Cirebon menuliskan bahwa dulunya pada tahun 1415 terdapat seorang saudagar China beragama islam bernama Ki Dampu Awang datang ke Cirebon. Saudagar cina ini telah sampai di desa Junti. Tujuan ia ingin menikahi Nyi Gedeng Junti, tetapi wanita ini tidak mau untuk menikah dengan saudahar cina tersebut. Nah cerita sejarah dari sini dapat disimpulkan bahwa Desa Junti sudah ada sejak tahun 1415 M .
- Selanjutnya tercatat di sebuah buku Purwaka Caruban Nagari, dimana didalam buku ini menceritakan bahwa pada tahun 1417 M terdapat adanya Desa Babadan. Selain itu disini juga diceritakan bahwa Sunan Gunung Jati dulunya pernah datang ke Desa Babadan, dimana tujuannya tersebut untuk mengislamkan Ki Gede Babadan dan ingin mempersunting putri dari Ki Gede Babadan .
- Terdapat sebuah desa yang bernama Lemah Abang, tepatnya ditengah kota Indramayu, dimana nama desa itu ada kaitannya dengan nama salah seorang Wali Songo Syeikh Siti Jenar atau lebih dikenal dengan Syeikh Lemah Abang. Terdapat kemungkinan bahwa pada masa hidupnya Syeikh Lemah Abang pernah tinggal di desa Lemah Abang dan telah memberikan ajaran agama Islam.
Berdasarkan sumber-sumber sejarah diatas, disini dituliskan bahwa pada tahun 1511 bangsa Portugis menguasai Malaka antara 1513 hingga 1515, dimana pemerintah Portugis telah mengutus Tom Pires ke Jawa . Dalam catatan buku harian Tom Pires terdapat data- data bahwa :
- Perkampungan Cimanuk ini telah ada dan sudah memiliki pelabuhan di tahun 1513- hingga 1515
- Dimana perkampungan Cimanuk ada dalam wilayah kerajaan sunda atau Pajajaran .
PRASASTI ARIA WIRALODRA
No | Nama Prasasti | Artinya |
1 | Nanging Benjing Allah Nyukani | Akan tetapi Allah melimpahkan |
2 | Kerahmatan Kang Linuwih | Rahmat-Nya yang berlimpah |
3 | Darma Ayu Mulih Harja | Darma Ayu kembali makmur tiada ada suatu hambatan |
4 | Pertelane | Tanda |
5 | Yen Wonten Taksana Nyabrang Kali Cimanuk | Jika ada ular menyebrangi sungai cimanuk |
6 | Sumur Kejayaan Deres Mili | Sumur kejayaan mengalir deras |
7 | Dlupak Murub Tanpa Patra | Lampu menyala tanpa minyak |
8 | Sadaya Pan Mukti Malih | Semua hidup makmur |
9 | Somahan Lawan Prajurit | Bekerja sama dengan tentara |
10 | Rowang Lawan Priagung | Membantu penguasa |
11 | Samya Tentram Atine | Semua hidup aman dan entram |
12 | Sadaya Harta Tumuli | Gemah ripah loh jinawi |
13 | Ing Sekehing Negara Pada Raharja | Seluruh negara hidup makmur |
Baca Juga Berikut Penjelasan Sejarah Purworejo Provinsi Jawa Tengah Terlengkap
Demikian ulasan mengenai Sejarah Indramayu. Semoga sedikit informasi ini dapat bermanfaat untuk anda semua, terima kasih atas perhatiannya.