Tarian Tradisional Sumatera Selatan – Sumatera Selatan adalah Salah satu Provinsi di Indonesia yang terkenal akan makanan khasnya yaitu Pempek Palembang. Provinsi yang beribukota Palembang ini, selain pempek yang terkenal lezat daerah ini juga memiliki kebudayaan yang beraneka ragam.
Jadi tak heran lagi, kota Palembang telah berubah menjadi kota Metropolitan. Dengan beragam kesenian yang dimiliki daerah ini mulai dari Seni Musik, Seni Teater bahkan Seni Tari Tradisional masih terjaga dengan baik.
Namun, pada era ini kesenian khas Palembang mulai luntur dan tak ada pengembangan, karena generasi mudanya lebih tertarik dengan budaya asing seperti dance dibandingkan tari tradisional Sumatera Selatan.
Maka dari itu saya sebagai penulis CalonPengangguran terinspirasi ingin membahas dan mengupas lebih detail mengenai tarian adat dari Provinsi Sumatera Selatan ini. Berikut ini saya sajikan informasi secara lengkap dibawah ini :
Baca Juga 18 Tarian Adat Aceh Darussalam Beserta Penjelasannya
20 Tarian Tradisional Sumatera Selatan dan Keterangannya
1. Tari Silampari
Tari Silampari atau lebih dikenal dengan sebutan Tari Silampari Khayangan Tinggi ini mulai diperkenalkan dan dikembangkan oleh masyarakat umum pada tahun 1941 Masehi.
Pada waktu itu lah tari adat ini pertama kali dipertunjukan dalam acara pembangunan Watervang, sebuah bendungan buatan kolonial Belanda di Lubuklinggau, Sumatera Selatan.
Pada dasarnya Istilah Silampari berasal dari Bahasa Palembang dan terdiri dari dua suku kata yaitu Silam yang berarti hilang dan pari berarti peri. Penamaan tari adat ini terinspirasi dari cerita rakyat tentang Dayang Torek dan Bujang Penulup.
Biasanya ketika pertunjukan tari silampari, tari ini menjelaskan alur cerita mengenai kisah seorang perempuan yang menjadi peri lalu menghilang, jadi tari ini dijuliki dengan Tari Silampari.
2. Tari Penguton
Tarian Tradisional Sumatera Selatan selanjutnya adalah Tari penguton. Pada tahun 1950-an, tari adat ini sering dipentaskan dalam acara upacara penyambutan kedatangan tamu besar negara. Pemerintah Daerah Sumatera Selatan telah memberikan pengakuan terhadap tarian adat sebagai sumber dari terbentuknya sekapur sirih yaitu lahirnya tari “Gending Sriwijaya”.
Selain itu, tari Penguton pernah juga tampil di Istana Negara dalam acara persembahan budaya. Tarian adat ini lahir dari Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI). Sementara keberadaan Tarian Sekapur Sirih ini telah ada sejak abad XVIII.
Walaupun waktu itu masih berupa gambaran gerakan maknawi dengan komposisi sederhana. Seiring waktu berjalan, di tahun tahun 1920 M tari ini telah disempurnakan oleh keluarga Pangeran Bakri mulai dari segi gerakan, pola lantai serta musik pengiringnya.
3. Tari Bujang Gadis Beladas
Tari Bujang Gadis Beladas salah satu tarian tradisional Sumatera Selatan yang diperankan oleh kaum pria dan wanita dengan jumlah 7 orang penari. Dimana para penari tersebut wajib memiliki talenta dalam bidang gerakan yang lincah dan mimic muka ceria.
Dalam pementasan tarian ini para penari juga menggunakan kostum khas Sumatera Selatan yang sudah dimodifikasi. Sedangkan, dalam pembawaan tari adat ini harus mencerminkan keceriaan muda-mudi Ogan Komering Ilir.
Biasanya jika ada pertunjukan tari Bujang Gadis Beladas, tari ini dimainkan dengan diiringi musik yang memperpadukan antara alat musik tradisional dan modern. Alat musik tradisional yang dipakai seperti, jimbe, kendang dan akordian.
Tarian ini diciptakan dengan tujuan menghibur masyarakat dan sering ditemukan dibeberapa acara hajatan seperti pernikahan, khinatan dsb.
4. Tari Petake Gerinjing
Tari Patake Geringing adalah seni tarian yang mengisahkan bagaimana kondisi masyarakat yang menghuni wilayah Pagar Alam, Sumatera Selatan. Dimana situasi masyarakat setempat tersebut mencerminkan akan datangnya bencana banjir bandang yang menyapu peradaban.
Bencana Banjir bandang tersebut melanda sebagai teguran atau datangnya sebuah azab. Lalu dilambangnya oleh bentangan dari kain yang terus digoyang-goyang mirip seperti gelombang air. Seolah-olah masyarakat setempat berekpresi panik dan berusaha menyelamatkan diri. Gerakan tarian ini tercipta dari kombinasi antara tari tradisional dan kontemporer.
5. Tari Ngantat Dendan
Tari Ngantat Dendan merupakan tarian tradisional Sumatera Selatan yang diciptakan khusus sebagai tarian untuk mengiringi pengantin pria didalam acara pernikahan adat Kota Lubuk linggau.
Terdapat sebuah benda yaitu Jaras, dimana dalam kebudayaan kota Lubuk linggau, benda tersebut digunakan sebagai wadah untuk meletakan barang-barang yang sudah diminta oleh mempelai perempuan sebagai mahar dari pernikahan.
Selain itu, Jaras tersebut dijadikan sebagai ciri khas dari tarian adat ini. Dalam penyerahan Jaras terhadap mempelai wanita ini yaitu dengan cara memakai rantang besar yang diikat oleh selendang dan ditaruh pada bagian kepala.
Lalu dalam perjalanan dari rombongan pengantin Pria Jaras umumnya akan dibawa oleh kaum hawa, baik itu ibu-ibu maupun para gadis. Mengapa demikian? Karena pada saat budaya itu dilakukan kedalam bentuk tarian, tarian itu hanya boleh dimainkan khusus kaum hawa.
6. Tari Sendratari Konga Raja Buaye
Tarian Tradisional Sumatera Selatan selanjutnya adalah taru Sendratari Konga Raja Buaye, dimana terciptanya tarian ini terinspirasi dari kisah legenda masyarakat yang ada di Kabupaten Musi Rawas, Sumatera Selatan.
Legenda tersebut berisikan mengenai kisah seorang raja bernama buaya yang sering meneror kondisi dari masyarakat di sebuah desa tepatnya di Kabupaten Musi Rawas. Raja ini adalah siluman dari jelmaan seorang puteri yang cantik.
Singkat cerita, lalu terdapat seorang pemuda tampan yang ingin membebaskan masyarakat kabubaten Musi Rawas dari tekanan sekumpulan binatang buaya pemangsa. Pemuda itu melakukan perlawanan dengan Raja Buaya tanpa ada pertumbahan darah sedikit pun. Akhirnya pertempuran itu dimenangkan oleh pemuda tampan dan masyaraky terbebas selamanya dari ancaman buaya.
Berbicara mengenai tarian adat ini, jika lihat dari segi tampilan kostum yang dipakai oleh para penari, penari ini terbagi atas 3 kategori peran yaitu, masyarakat, para buaya dan juga pasukan pemuda tampan.
Biasanya peran masyarakat yang memainkan tari ini menggunakan pakaian tradisional perempuan khas Sumatera Selatan. Sementara para buaya umumnya memakai topeng mirip buaya dan disertai dengan lidah yang menjulur-julur serta kostum yang digunakan adalah pakaian tradisional laki-laki khas Sumatera Selatan.
7. Tari Seluang Mudik
Tarian tradisional Sumatera Selatan berikutnya yaitu Tari Seluang Mudik, tarian ini berasal dari kabupaten Banyuasin. Tari ini tercipta karena terinspirasi dari tingkah laku dan juga gaya gerak ikan seluang di musim seluang mudik.
8. Tari Madik (Nindai)
Tari tradisional Sumatera Selatan selanjutnya adalah Tari Madik, tarian ini sering dipentaskan dalam acara pernikahan seperti penilaian calon menantu. Penilaian ini dilakukan dengan cara orang tua dari pengantin pria akan silahturahmi ke rumah besan guna menilai calon mantunya. Jadi dari kebudayaan tersebut tarian ini dinamakan dengan Nindai atau Madik.
9. Tari Adat Putri Bekhusek
Tari Putri Bekhusek adalah tarian tradisional Sumatera Selatan yang lahir dari daerah Ogan Komering Ulu (OKU). Istilah dari Bukhsek ini terkadung arti yaitu bermain. Jadi dapat disimpulkan bahwa tarian adat ini menceritakan seorang putri yang sedang bermain. Selain itum juga menyimbolkan atau menggambarkan kemakmuran masyarakat setempat dan juga Provinsi Sumatera Selatan pada umumnya.
10. Tari Tanggai
Tari Tanggai adaalah tarian khas dari kebudayaan masyarakat Palembang di Sumatera Selatan. Biasanya tarian ini dimainkan dalam penyambutan tamu dan tanda sebagai bentuk penghormatan. Di Sumatera Selatan tarian ini sangat terkenal khususnya di Palembang.
Asal mula terciptanya tarian ini belum di ketahui pasti, namun menurut sumber yang saya dapatkan bahwa Tari Tanggai lahir dari sebuah tradisi ataupun ritual dalam persembahan masyarakat Budha di Provinsi Sumatera Selatan kepada para dewa.
Selain itu, fator dari kebudayaan Tionghoa juga erat kaitannya dalam terciptanya tarian ini, dimana pada zaman dulu di Provinsi Sumatera Selatan terdapat kerajaan Sriwijaya yang dijadikan sebagai sentral penyebaran agama Budha di Indonesia.
Baca Juga Berikut Ini Tarian Daerah Jambi Terlengkap Beserta Penjelasannya
11. Tari Pagar Pengantin
Tarian tradisional Sumatera Selatan yang satu ini mengandung arti yang begitu bermakna yakni menyimbolkan tanda perpisahan bagi para pengantin perempuan dari masa lajangnya serta dengan kedua orang tuanya. Lalu, setelah menikah mempelai wanita akan menjadi tanggung jawab suami. Biasanya tarian adat ini dipentaskan dalam acara pesta pernikahan.
12. Tari Gending Sriwijaya
Tari tradisional Sumatera Selatan satu ini merupakan salah satu bentuk peninggalan budaya kerajaan Sriwijaya. Dimana pada waktu itu, tarian ini hanya dimainkan dalam lingkup kerajaan saja dan digunakan untuk penyambutan bagi para tamu besar kerajaan.
Namun, seiring perkembangan zaman kini tari gending Sriwijaya sering dimainkan diberbagai acara pernikahan, pertemuan instansi pemerintahan bahkan hingga di berbagai perhelatan budaya.
13. Tari Tenun Songket
Tari Tenun Songket terbentuk karena terinspirasi dari tradisi menenun masyarakat Sumatera Selatan. Perlu anda ketahui, Kain Songket yang dimiliki daerah ini adalah sebuah peninggalan Kerajaan Sriwijaya dan kini kain songket ini merupakan jenis tekstil terbaik di dunia.
Tari tenun songket atau bisa juga disebut Tari Rampak Kipas Songket adalah tarian yang mencerminkan ketekunan dan kegembiraan para gadis Palembang ketikat menenun. Sementara dalam mementaskan tari ini biasanya dibutuhkan lima orang penari perempuan.
Dimana dalam memainkannya mereka memakai baju kurung serta kain songket dan juga aksesoris berupa kipas.
14. Tari Kebagh
Tari Kebagh atau dikenal juga Tari Kemban Bidudari merupakan tarian tradisional Sumatera Selatan yang lahir dari Dusun Padang Langgar (kini Dusun Pelang Kenidai). Tarian ini tercipta karena terinspirasi dari kisah seorang bidadari ynag terbang kekayangan. Perlu anda ketahui, bahwa tari adat ini tidak boleh sembarangan dimainkan.
Pada dasarnya dulu tari kebagh digunakan sebagai acara penyambutan para petinggi ataupun raja. Sebelum menarikan tari ini ada beberapa upacara adat supaya nantinya acara dapat terlaksana dengan lancar dan penaripun tampil menyerupai seperti bidadari.
Dalam pementasan tari adat ini selalu di iringi alunan musik dan kostum pakaian adat khas daerah Besemah. Sementara gerakan tarian ini yaitu seraya terbang dengan tangan melambai-lambai. Keberadaan tari kebagh ini udah ada sejak zaman nenek moyang kita.
15 . Tari Suku Kubu
Sesuai dengan namanya, tarian ini berasal dari Suku Kubu yang mendiami daerah perbatasan antara Provinsi Jambi dan Sumatera Selatan. Sistem kehidupan Suku ini masih semi-nomaden (belum menetap) tepatnya dikawasan hutan Taman Nasional Bukit 12 dan rata-rata masyarakat suku Kubu ini masih memiliki pola kehidupan yang homogen.
Hal tersebut bisa kita lihat ketika kegiatan dalam mencari mata pencarian masyarakat Suku Kubu yang masih mengandalkan hasil berladang dan berburu. Sebenarnya tarian ini tercipta karena terispirasi dari tradisi masyarakat kubu yang sering melaksanakan upacara pengobatan tradisional untuk menyembuhkan orang yang sedang sakit.
Biasanya untuk memainkan tari kubu diperlukan lima orang penari perempuan dan para penari memakai kostum pakaian khas dari suku kubu ini .
16. Tari Mejeng Besuko
Tari Mejeng Besuko adalah tarian tradisional Sumatera Selatan yang diwariskan dari nenek moyang kita terdahulu. Kesnian ini selalu ada pembaruan, misalnya saja dulunya tak ada iringan musik dalam tari ini, kini sudah diiringi dengan alunan musik agar terkesan menarik.
Bukan hanya itu, dalam segi gerakan tari mejeng besuko juga telah diperbarui. Pembaruan ini tak lepas dari gerakan khas aslinya, namun hanya saja menambahkan beberapa gerakan dalam tari tradisional ini.
17. Tari Gegerit
Berdasarkan etimologi istilah Gegerit mengandung makna yang berarti lelah atau capek. Tari Gegerit lahir dari daerah lahat, dimana Tarian tradisional Sumatera Selatan satu ini terispirasi dari para perjuangan kaum wanita di dalam melawan bangsa kolonial.
Hal itu dapat kita lihat dari segi gerakannya yaitu gerakan setengah jongkok sambil melambaikan sayap-sayap di bahu.
Biasanya tarian ini diperankan khusus oleh empat orang penari wanita dan mengenakan pakaian adat Lahat yang berwara merah marun. Pada bagian bahunya terdapat kain songket yang mirip seperti sayap.
Sedangkan pada bagian kepala dihiasi dengan ayun-ayun, cempako, pilis, dan teratai. Keberadaan tarian ini sudah ada sejak nenek moyang kita dan terus diwariskan secara turun temurun oleh masyarakat lahat.
18. Tari Kipas Serumpun
Tarian tradisional Sumatera Selatan satu ini lahir dari kabupaten Kabupaten Banyuasin. Tari ini mencerminkan bagaimana pentingnya sikap gotong-royong (kerjasama) antara sesama manusia. Hal ini menunjukkna bahwa masyarakat Banyuasin memiliki persatuan yang kuat dan terkesan gembira ketika terdapat acara sebuah pesta rakyat.
Selain itu, tari kipas serumpun juga mengisahkan hubungan persahabatan diantara masyarakat Banyuasin. Dimana Banyuasin adalah kabupaten yang memiliki ragam suku dan agama. Dari sini lah tarian ini dapat terbentuk karena ada rasa solidaritas dan kekompakan yang dijunjung tinggi.
19. Tari Rodat Cempako
Tari Rodat Cempako merupakan tarian tradisional Sumatera Selatan yang berasal dari Palembang. Tari adat ini lahir dan berkembang dari golongan umat Islam yang berpusat di Palembang.Dalam pertunjukan tarian ini menggunakan syair atau syiiran yang memakai bahasa Arab bersumber dari Kitab Berzanji.
Kini tari rodat cempako sering dimaikan sebagai kesenian Islam dan biasanya dipentaskan bertepatan dengan tradisi memperingati Maulid Nabi.
20. Tari Sebimbing Sekundang
Tarian tradisional Sumatera Selatan yang terakhir adalah Tari Sebimbing Sekundang. Tari ini lahir dari kebudayaan masyarakat di Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU). Dalam pagelaran tarian ini umumnya digunakan sebagai penyambutan para tamu kehormatan.
Selain itu, dalam pagelaran tari ini diadakan didalam gedung maupun luar ruangan dan diperankan oleh 9 orang penari. Dimana satu orang puteri akan membawa tepak, lalu dua orang penari akan membawakan rempah-rempah, lalu satu orang akan membawa payung agung dan dua orang akan menjadi pengawal.
Baca Juga Berikut Ini Tarian Minangkabau Dan Keterangannya Terlengkap
Demikian ulasan mengenai Tarian Tradisional Sumatera Selatan, Semoga sedikit informasi ini dapat bermanfaat untuk anda semua, terima kasih atas perhatiannya.