Tari Adat Sumatera Utara – Seperti yang kita ketahui bahwa Sumatera Utara merupakan salah satu provinsi terbesar yang ada Di Indonesia. Mayoritas masyarakat yang bertempat tinggal di daerah ini termasuk suku melayu yaitu Batak Karo, Batak Mandailing, Batak Simalungun, Batak Toba, Batak Pakpak, Batak Pesisir dan Batak Angkola.
Berdasarkan sumber informasi yang saya dapatkan, bahwa dari sekian banyak suku batak diatas yang masih aktif melaksanakan ritual upacara adat kematian adalah suku Batak Toba, hal ini dikarenakan sebagian besar masyarakat dari suku batak toba menganut agama Kristen.
Masyarakat suku Batak memiliki tradisi atau budaya yang cukup kuat dan kental sekali bahkan masih eksis hingga kini, karena mereka selalu menurukan budayanya kepada anak, cucunya secara turun temurun.
Salah satu kebudayaan yang diwariskan adalah kesenian tari adat Sumatera Utara. Pada era globalisasi, kini kesenian tari mulai kurang diminati oleh masyarakat Indonesia, terutama di Sumatera Utara. Mengapa demikian? Karena para generasi mudah lebih tertarik kepada budaya asing yang masuk ke Indonesia.
Berdasarkan problem diatas maka saya sebagai penulis CalonPengangguran cukup tertarik ingin mengangkat tema ini untuk dijadikan pembahasan pada kesempatan kali ini mengenai tari adat Sumatera Utara. Penasaran? Mari simak ulasan selengkapnya sebagai berikut :
22 Tari Adat Sumatera Utara Beserta Penjelasannya Terlengkap
1. Tari Piso Surit
Piso Surit adalah salah satu tari adat Sumatera Utara yang lahir dari Suku Karo. Tarian ini mencerminkan seorang gadis yang sedang menanti kedatangan sang kekasih. Dimana sang kekasih tersebut telah pergi sejak lama dan dinantikan untuk kembali. Ketika pagelaran tarian ini berlangsung, disitulah terdapat instrumen musik yang sedang mengiringiya.
Dalam Bahasa batak yang dimaksud dengan Piso adalah Pisau khas masyarakat daerah Karo dan banyak orang yang menganggap bahwa Piso Surit merupakan jenis pisau khas orang Karo. Akan tetapi, aggapan tersebut tidak benar karena sebetulnya pemberian nama Piso Surit berasal dari bunyi sejenis burung yang suka bernyanyi.
Ketika burung berkicau terdengar bunyi seakan-akan sedang memanggil-manggil dan suara tersebut sangat menyedihkan. Dalam Bahasa suku karo burung isi dinamakan “pincala” suaramya begitu nyaring dan dilakukan secara berulang-ulang menyerupai bunyi “piso serit”.
Baca Juga 10 Tarian Daerah Riau Beserta Penjelasan Versi Terlengkap
2. Tari Tak-Tak Garo-Garo
Tari adat Tak-Tak Garo-Garo merupakan salah satu tarian adat yang berasal dari daerah Pakpak, Kabupaten Dairi, Provinsi Sumatera Utara. Dimana kabupaten Dairi ini terletak diperbatasan anatara Sumatera Utara dengan Provinsi Aceh.
Gerakan tarian ini mencerminkan kehidupan burung yang selalu berterbangan dalam rangka mencari makan dengan cara bergerombol. Jadi secara tidak langsung tarian ini dapat dimaknakan sesuai pendapatan saya bahwa manusia tidak mampu hidup sendiri, melainkan membutuhkan bantuan orang lain demi kelanjutan hidupannya.
3. Tari Guro-Guro Aron
Bagi anda yang belum tau apa yang dimaksud dengan Guro-guro Aron adalah sebuah tempat berkumpulnya para pemuda-pemudi daerah Karo, dimana mereka dituntut saling mengenal satu sama lain.
Selain itu tempat tersebut juga dijadikan sebagai lembaga untuk mengajar dan memperkenalkan mengenai adat suku karo kepada anak-anak remaja. Pada zaman dulu acara ini digelar bertujuan untuk melestarikan seni tari Karo, supaya para pemuda-pemudi setempat tertarik untuk belajar dan bisa membawa serta memperkenalkan tarian ini ke daerah luar.
Baca Juga 20 Tarian Tradisional Sumatera Selatan Beserta Keterangannya Terlengkap
4. Tari Tandok
Tari adat Sumatera Utara selanjutnya yaitu Tari Tandok. Tarian adat ini muncul karena terinspirasi dari tradisi proses tanam yang dilakukan oleh masyarakat Batak. Dimana tari tandok menceritakan aktivitas proses panen beras dengan menggunakan tandok yang dilakukan oleh para kaum wanita di sawah.
Untuk memainkan tarian ini, para kaum wanita menggunakan kostum pakaian adat Batak yang bewarna hitam dan merah. Selain itu terdapat aksesoris yang dikenakannya seperti tandok, ulos dan kain sarung. Biasanya tari tandok diperankan oleh empat orang penari maupun lebih, dengan catatan jumlah penarinya harus berjumlah genap.
Sedangkan intrumen musik yang mengiringi tarian ini biasanya menggunakan musik Gondang (alat musik ansambel) yang mempunyai tangga nada bervariasi.
Apabila di Jawa dan Bali suara gamelan yang dihasilkan bagus atau tidaknya, tergantung oleh keahlian pemain salendro, maka di Sumatera Utara suara Gondang juga tergantung dari pemain Sarune dan Taganing.
5. Tari Adat Fataele
Tari adat Sumatera Utara berikutnya adalah Tari Fataele. Tari adat satu ini lahir dari daerah Pulau Nias dan termasuk kedalam jenis tarian tari perang yang mejadi tradisi khas Nias.
Perlu anda ketahui, bahwa Tradisi pulau Nias dengan tradisi hombo batu (tradisi lompat batu) saling berkaitan, karena kedua tradisi tersebut lahir secara bersamaan. Kini tarian ini cukup terkenal di provinsi Sumatera Utara khususnya pulau Nias.
Didalam pagelaran tari Fataele, para penarinya akan membawa gari (pedang), baluse (tameng) dan toho (tombak) sebagai alat perlengkapan pada saat menari. Pada bagian tangan kanan penari, akan membawa pedang dan tombak.
Kedua senjata tersebut merupakan senjata utama yang biasanya dipakai oleh Ksatria Nias saat berperang. Sementara pada bagian tangan kiri penari, akan membawakan Tameng yang dibuat dari bahan kayu berbentuk menyerupai daun pisang.
Baca Juga 18 Tarian Adat Aceh Darussalam Beserta Penjelasannya
6. Tari Adat Endeng-Endeng
Tari Endeng-endeng adalah tari adat Sumatera Utara yang berasal dari Tapanuli Selatan. Jika dilihat dari gerakannya, tarian ini mengkombinasikan antara gerakan tari dengan gerakan pancak silat. Tari adat ini mencerminkan wajah kegembiran dan semangat masyarakat Tapanuli Selatan ketika mengadakan pesta khitanan maupun malam pesta perkawinan.
Untuk memainkan tari endeng-endeng dibutuhkan penari sebanyak sepuluh pemain. Para pemain tersebut ada tugasnya masing-masing, yaitu dua orang berperan sebagai vokalis, satu orang pemain keyboard, satu orang pemain tamborin, lima orang sebagai penabuh gendang, dan satu pemain ketipung (gendang kecil).
Keunikan dan daya tarik tarian ini terletak ketika berjoget bersama dan menggambarkan keceriaan sesuai dengan lagu-lagu yang diputar dan dibawakannya.
7. Tari Adat Lenggok Mak Inang
Tari adat Sumatera Utara ini mengisahkan tentang dara dan lajang yang sedang mencari pasangan untuk dijadikan suami istri. Gerakan para penari ini menunjukkan bagaimana pasangan pemuda-pemudi tersebut saling berkenalan dan mendekatkan diri satu sama lain serta merencanakan hubungan mereka sampai ke jenjang pernikahan.
Tari Lenggok Mak Inang memiliki empat ragam gerakan. Setiap masing-masing ragam gerakan, terdapat beberapa gerakan yang serupa dengan gerakan yang sebelumnya. Selain itu ada juga gerakan yang berbeda. Dalam gerakan tari adat ini saling melengkapi satu sama lain dan mamadukan antara satu ragam dengan ragam yang lain.
8. Tari Adat Tor-Tor Tongkat Panaluan
Tari adat Sumatera Utara satu ini sedikit bersifat magis dan tongkat yang digunakan dalam menari terbuat dari bahan kayu diukir dengan gambar kepala manusia dan binatang. Tongkat yang berdiameter 5 – 6 cm ini memiliki panjang kurang lebih dua meter.
Baasanya tongkat panaluan ini digunkan oleh para Kepala Suku Batak ketika ada acara upacara ritual atau adat dan adanya pagelaran tarian tortor yang diiringi dengan gondang (gendang) sabangunan.
9. Tari Adat Serampang Dua Belas
Tari Serampang Dua Belas adalah salah satu tarian warisan dari Kesultanan Serdang di Kabupaten Serdang Bedagai. Tarian adat ini termasuk kedalam jenis tari tradisional yang dipertunjukan untuk pergaulan anak muda.
Pada dasarnya, sejak dulu tarian ini mengisahkan tentang perjalanan cerita pemuda dalam mencari pasangan, dimulai dari proses perkenalan hingga ke jenjang pernikahan. Selain itu tari serampang dua belas juga mengandung pesan bagaimana cara mencari jodoh sekaligus mengajarkan cara mencari pasangan.
Baca Juga Berikut Ini Tarian Daerah Jambi Terlengkap Beserta Penjelasannya
10. Tari Adat Tor-Tor Sigale-Gale
Tari SiGale-gale merupakan kesenian yang lahir dari daerah Tapanuli Utara. Tari ini tercipta karena terinspirasi dari nama sebuah patung yang dibuat dari bahan kayu. Patung itu dibuat bertujuan untuk pengganti anak raja Samosir yang telah meninggal dan menghibur raja. Oleh karena itu, dibuatlah sebuah patung kayu yang disebut dengan sigale-gale dan di gerakkan oleh manusia.
11. Tari Adat Persembahan
Tari Pesembahan merupakan tarian adat yang sering ditampilkan ketika acara penyambutan kedatangan tamu atau penghormatan tamu- tamu penting. Dalam pagelarannya, tari persembahan diperankan oleh sepasang pemuda-pemudi dengan mengenakan busana adat khas Melayu.
12. Tari Adat Souan
Pada zaman dahulu, tari Souan diperankan oleh seorang dukun yang membawa cawan berisi sesajen. Hal itu bertujuan untuk media penyembuhan penyakit oleh masyarakat Tapanuli Utara. Oleh karena itu, tarian ini bersifat magis dan diyakini oleh masyarakat setempat bisa mengobati penyakit yang diderita.
13. Tari Adat Tor-Tor Tujuh Cawan
Dibalik penamaan tari adat tor-tor tujuh cawan mengandung filosofi tiap cawannya yaitu, cawan 1 melambangkan kebijakan, cawan 2 kesucian, cawan 3 kekuatan, cawan 4 tatanan hidup, cawan 5 hukum, cawan 6 adat dan budaya, cawan 7 penyucian ataupun pengobatan.
Selain itu bagi yang percaya tari ini berfungsi untuk membersihkan seluruh penghalang bagi orang yang hadir disitu.
Untuk memainkan tari adat Tor-Tor Tujuh Cawan tak boleh asal-asalan orang, kecuali jika memang sudah berjodoh. Dimana para penari yang memainkannya harus bisa menjaga keseimbangan tujuh cawan yang diletakan pada bagian kedua belah tangan kanan dan kiri tiga serta satu di kepala.
14. Tari Adat Campak Bunga
Tari Campak Bunga adalah salah satu tari adat Sumatera Utara yang mencerminkan ejekan (buli), sindiran, bahkan kelakuan masyarakat dalam mempergunjingkan tingkah laku anak-anak muda yang sedang jatuh cinta.
Perlu anda ketahui, bawasannya tari cempaka bunga berkaitan dengan Tari Lenggok Mak Inang, dimana masing-masing tarian ini mencerminkan kisah cinta sepasang kekasih sejak mereka bertemu hingga ke jenjang pelaminan.
Selain itu kaitan tema antara tari Campak Bunga dengan Tari Lenggok Mak Inang menjadikan kedua tarian ini memiliki bentuk gerakan dan pola edar yang serupa.
Akan tetapi, ketika lagu pengiring sampai pada refrein, gerakan Tari Campak Bunga adalah kebalikan dari gerakan pada Tari Lenggok Mak Inang.
15. Tari Adat Toping-Toping
Tari Toping-toping merupakan tari adat Sumatera Utara yang lahir dari suku Batak Simalungun. BIasanya tarian ini pentaskan ketika terdapat acara duka cita di kalangan keluarga Kerajaan. Dimana toping-toping ini terbagi atas dua bagian yaitu :
- Pada bagian awal, toping-toping ini terbuat dari bahan kain dan terdapat paruh burung enggang yang mirip seperti kepala burung enggang. Berdasarkan cerita orang tua bahwa burung enggang tersebut akan membawa roh orang yang sudah meninggal untuk menghadap yang kuasa.
- Pada bagian kedua, para penari mengenakan topeng dalahi dan topeng tersebut dikenakan oleh kaum pria dan wajah topeng juga menyerupai wajah laki-laki. Selain itu terdapat topeng yang dikenakan oleh kaum wanita yang disebut topeng daboru dan menyerupai wajah perempuan (daboru).
16. Tari Manduda
Tari manduda merupakan tarian yang berasal dari daerah Simalungun. Tari adat ini mencerminkan kehidupan para petani yang sedang turun kesawah ataupun ldang dengan nuansa ceria dan gembira, sejak dari penanaman padi sampai kepada suasana menuai padi.
Gerakan pada tarian menduda seperti halnaya meyerupai gerakan ketika memotong padi, mengirik dan menampis padi, semua itu tergambar melaui motif-motif gerakannya yang lembut gemulai dan lincah.
17. Tari Lenggang Patah Sembilan
Tari Lenggang Patah Sembilan salah satu tari adat Sumatera Utara yang dimainkan oleh sepasang kaum pria dan wanita. Dimana kedu penari tersebut memaikan dengan gerakan secra bersamaan dan dinamis serta diiringi dengan musik Melayu.
Berdasarkan anlisa para seniman tari Melayu, sebetulnya gerakan dari tari Lenggang Patah Sembilan menyerupai dengan tari Melayu lainya. Akan tetapi, ada sedikit perbedaaanya yaitu terletak ketika memulai gerakan, dimana penari diposisi sebelah kiri memulai gerakannya dengan kaki kiri dan sebaliknya.
18. Tari Balanse Madam
Menurut sejarah, terciptanya Tari Balanse Madam ada kaitannya dengan kedatangan bangsa Portugis di pantai barat pulau Sumatera pada abad ke-16. Tari Balanse Madam adalah tarian yang diwariskan oleh para leluhur masyarakat suku Nias secara turun temurun di daerah Seberang Palinggam.
Kehadiran bangsa Portugis ke Kota Padang telah merubah budaya kesenian di Padang waktu itu, misalnya saja tari Balanse Madam dan Musik Gamad.
19. Tari Baluse
Tari baluse yaitu tarian yang tergolong kedalan jenis tari perang khas masyarakat Nias. Lahirnya tari Baluse dari daerah Nias Selatan. Biasanya tari adat ini digunakan dalam penyambutan tamu atau wisatawan asing.
20. Tari Maena
Tari Maena merupakan tari adat Sumatera Utara yang gerakannya sangat mudah dan sederhana. Tai adat ini mengajarkan kita untuk saling menjaga kebersamaan, kegembiraan, kemeriahan. Dengan kederhanaan gerakan yang dimilikinya, tari ini tak membutuhkan keahlian khusus.
Hampir semua orang dapat memainkan tari Maena, tetapi ada sedikit kendala yang terletak pada rangkaian pantun-pantun maena, dimana syairnya harus sesuai dengan event tema yang digelar atau dipentaskan.
Umumnya tari Pantun maena (sanutuno maena) diperankan oleh satu orang ataupun dua orang. Sementara syair maena (fanehe maena) dibacakan oleh orang banyak dan diiringi oeleh tarian maena (sanehe maena atau ono maena).
Syair maena sifatnya stabil dan dibacakan secara berulang-ulang oleh pemain maena hingga pantun-pantun maena berakhir sebuah tarian maena. Untuk membacakan pantun maena harus menggunakan Bahasa Nias dan orangnya sudah ahli serta banyak pengalamannya.
21. Tari Sapu Tangan
Tari Sapu Tangan adalah tari adat melayu yang berasal dari provinsi Sumatra Utara. Terciptanya tarian ini karena terinspirasi dari aktivitas sehari-hari masyarakat Melayu pedesaan. Tempo gerakan tarian adat ini 2/4 (sedang), tetapi agak lebih tepat.
Tari sapu tangan atau sering disapa tari cek minah saying dalam pementasanya diiringi dengan lagu Cek Minah Sayang. Berbagai gerakan dari tari adat ini menyerupai dengan Tari Kapri yang berasal dari Tapanuli Tengah atau Tari Kaparinyo dari Minangkabau. Sesuai dengan nama tariannya, para penari menggunakan sapu tangan dari awal pagelaran sampai selesai.
Dalam tarian ini mencerminkan tradisi masyarakat ketika aktivitas pasca panen. Selain itu tari sapu tangan mengajarkan kita utnuk saling menjaga rasa kekeluargaan dan jiwa gotong royong yang tinggi.
22. Tari Moyo
Terakhir yaitu Tari moyo atau lebih dikenal dengan tarian elang. Biasanya tarian ini dipentaskan untuk acara penyambutan tamu agung dan penting yang gelar secara adat. Untuk memainkan tarian ini dibutuhkan gadis-gadis Nias dan gerakannya menyerupai layaknya burung elang.
Bentuk Penyajian Tarian Sumatera Utara
Disini selain menjelasakan jenis-jenis tarian adat sumatera utara, calonpengangguran juga akan menjelaskan salah satu bentuk penyajian dari tari yang ada di Sumatera Utara yaitu Tarian Tortor sebagai berikut.
1. Gerak
Seperti yang kita ketahui bahwa tari tortor merupakan upacara kematian yang memiliki 4 gerak inti, diantaranya (1) gerak masuk, suatu gerakan yang dilakukan oleh penari untuk menyambut tamu atau rombongan yang hendak melakukan layat ke rumah duka, kemudian mereka akan disambut oleh tuan rumah. Selain itu, penari juga akan melakukan gerakan seperti mangurdot (berjalan) dan posisi tangan para pelayat yang hadir didepan dada sambil melambaikan ke atas dan ke bawah dilakukan sampai tiba di depan peti jenazah dan berhentinya musik.
Kemudian gerak ke-(2) adalah gerak menerima tamu oleh tuan rumah. Adapun geraknya seperti tangan didepan dada seperti menarik ke dalam dan posisi tangan melambai ke atas bawah dilakukan dengan kaki berjalan mundur sampai ke depan peti jenazah. Selanjutnya (3) menangkup tangan sambil mangulosi, maksudnya adalah tuan rumah melakukan gerakan menangkap tangan tamu yang kemudian menyampaikan pesan.
Terakhir (4) adalah membalas uang (memberikan uang) , artinya tuan rumah harus melakukan gerakan membalas uang yang sudah diberikan oleh tamu atau hula-hula dan dongan sabutuha lalu mereka berjalan kedepan mengelilingi tamu yang datang sambil menyelipkan uang di sela-sela jari tamu sambil berjalan ke arah tamu yang telah mangulosi mereka.
2. Pola Lantai
Secara umum terdapat dua pola lantai dari tarian tortor yaitu melingkar dan lurus, kemudian pengaturan posisi antara tamu, mayat dan tuan rumah juga sangat penting. Biasanya tamu atau hula-hulan dan tulang berada di sebelah kanan jenazah, sedang tuan rumah berada disebelah kiri. Tujuan dilakukannya hal ini agar memperjelas peranan antara penari tamu dan penari keluarga.
Untuk fungsinya sendiri, pola lantai memiliki 3 fungsi utama yaitu 1) Memperkuat atau memperjelas gerak-gerakan dari peranan tertentu. 2) Membantu memberikan tekanan atau kekuatan pada suatu tokoh tertentu yang ditonjolkan. 3) Menghidupkan karakteristik gerak-gerak dari keseluruhan pertunjukan tari”.
3. Properti
Sebelum melakukan tarian tortor terdapat beberapa properti yang wajib ada, seperti Ulos yang akan digunakan atau diletakan di pundak oleh pihak hula-hula dan donga sabutuha yang akan diberikan kepada tamu atau hula-hula oleh tuan rumah. Umumnya penari berduka menerima ulos yang diberikan oleh tamu berwarna merah, harapannya agar keluarga yang ditinggalkan sabar, tidak bersedih dan selalu dilindungi tuhan.
4. Tata Rias
Selanjutnya tata rias yang digunakan oleh penari tortor diantaranya tata rias cantik (penari wanita) seperti mempertebal alis, menambah foundation bedak, lipstick, eyeshadow di mata dan perona pipi, sedangkan penari laki-laki tidak berias.
5. Tata Busana
Seperti yang kita ketahui bahwa busana merupakan pakaian atau kostum yang akan digunakan oleh penari baik dari tamu ataupun tuan rumah. Umumnya penari laki-laki mengenakan baju Jas hitam, celana hitam dan ulos hitam sedangkan untuk penari perempuan mengenakan baju kebaya berwarna hitam, rok dan ulos hitam atau disesuaikan. Karena busana hitam bagi masyarakat Batak Toba melambangkan duka cita.
6. Panggung/ Pentas
Sudah saya singgung bahwa tarian tortor merupakan upacara kematian, maka untuk melakukan upacara ini membutuhkan panggung arena karena dilakukan didalam rumah, dan pada tarian tortor ini yaitu mengunjungi rumah duka jadi para penari masuk kedalam rumah untuk menari.
7. Musik Iringan
Terakhir adalah musik, kenapa harus ada musik? Karena musik adalah denyut nadi didalam sebuah tarian, maka kehadiran musik sangat dibutuhkan untuk memeriahkan sebuah acara. Dua hal antara musik dan tarian tidak bisa dipisahkan, karena dengan adanya musik sebuah tarian yang sedang dilakukan dapat mengartikan suasana hati dari keluarga yang ditinggalkan. Adapun beberapa alat musik yang digunakan adalah Gondang, hasappi, taganing, dan ogung.
Demikian ulasan singkat pada kesempatan kali ini mengenai Tari Adat Sumatera Utara, Semoga sedikit informasi ini dapat bermanfaat dan bisa menjadi bahan acuan untuk anda semua, terima kasih atas perhatiannya.
Baca Juga Berikut Ini Tarian Daerah Jambi Terlengkap Beserta Penjelasannya