Tari adat Bali – Bali merupakan Provinsi di Indonesia yang sudah terkenal hingga ke mancanegara dan banyak di kunjungi oleh para wisatawan lokal maupun asing karena keindahan alamnya. Selain itu, Bali juga memiliki aneka ragam budaya dan kesenian yang tak kalah keren dari pemandangan alamnya.
Kearifan budaya lokal yang dimiliki oleh Bali mulai dari pakaian tradisional, rumah adat, makanan khas, dan tari adat bali wajib kita lestarikan.
Namun sayangnya, generasi muda yang seharusnya meneruskan kearigan budaya lokal Bali ini malah lebih memilih kebudayaan asing, hal tersebutlah yang menyebabkan saya takut kalau budaya khas Bali akan hilang dimakan zaman
Oleh karena itu, kita sebagai generasi muda bangsa Indonesia tidak boleh melalaikan budaya kita miliki ini, karena para turis mancanegara mulai mengemari budaya khas Bali ini.
Jangan sampai budaya kita luntur akan kesalahan para generasi muda yang lebih mengidolakan budaya luar. Tanpa basa-basi langsung saja simak penjelasan dibawah ini mengenai Tari Adat Bali sebagai berikut :
30 Tari Adat Bali Beserta Penjelasannya Terlengkap
1. Tari Barong
Apabila Cina memiliki kesenian atraksi Barongsai, maka Bali juga mempunyai kesenian tari bernama tari Barong. Keberadaan tarian adat ini telah ada sejak sebelum masuknya agama Hindu di Nusantara, sehingga tari Barong dipercayai memiliki hal mistis dan bersiffat sakral.
Biasanya tari Barong dimainkan untuk acara upacara ritual tertentu. Penamaan tari ini diambil dari kata “bahruang” yang artinya beruang.
Untuk menarikan tarian ini dibutuhkan dua orang penari pria, dimana satu orang bertugas di bagian kepala dan satunya lagi di bagian badan barong, sehingga penari ini tampak seperti binatang berkaki empat menyerupai beruang.
Perlu anda ketahui, terdapat berbagai macam jenis tari barong berdasarkan fungsi dan tradisi, yaitu tari barong macan, barong bangkal, barong gajah, barong asu, barong landung, barong blasblasan, barong ket (keket). Akan tetapi, yang sering kali dimainkan dalam lingkungan masyarakat adalah tari barong ket.
Hal ini dikarenakan tari adat Bali tidak hanya memiliki kostum atau pakaian khusus melainkan juga memiliki ciri gerakan khas yang begitu lengkap. Apalagi dikombinasikan dengan desain dengan binatang singa, macan, sapi atau boma akan menambah keunikan dari tarian ini.
2. Tari Kecak
Tari Kecak merupakan salah satu tari adat Bali yang diciptakan serta diperkenalkan oleh seorang pelukis dari Jerman Walter Spies pada tahun 1930 M yang bernama Wayan Limbak. Tarian adat ini diciptakan demgam perpaduan antara seni tari dan kisah drama (kisah lakon Ramayana).
Penari dalam tari Kecak ini didominasi oleh pemain pria. Sementara pemain wanitanya biasanya memerankan Dewi Sita sekaligus pengiringnya.
Seperti yang telah saya jelaskan, dalam pementasan tarian ini banyak didominasi oleh penari pria, mereka membentuk formasi duduk berbaris secara melingkar mengenakan kain poleng yang diikatkan pada bagian pinggang dan diiringi irama tertentu serta menyerukan kata Cak.
Ketika menyerukan kata Cak tersebut, para penari mengangkat kedua lengannya. Oh iya, tak lupa terdapat juga para penari utama bertugas sebagai lakon dan tokoh-tokoh Ramayana seperti Rama, Shinta, Rahwana, Hanoman, dan Sugriwa.
Sinopsis cerita yang dibawakan dalam tari kecak adalah cerita Ramayana ketika barisan kera dan Anoman membantu Rama melawan Rahwana.
3. Tari Topeng
Tari topeng merupakan tari adat Bali yang tergolong kedalam tarian tradisional dan dipercaya sakral oleh masyarakat setempat. Di Indonesia sendiri memiliki banyak jenis tari topeng diantaranya topeng Cirebon dari Jawa Barat, Topeng Malang, Topeng Reog, Topeng Ireng dan lainnya. Keberadaan Topeng sudah ada sejak zaman prasejarah. Properti ini sering dipakai pada bagian wajah untuk pertunjukan seni drama dan seni tari.
Sementara di Bali sendiri, topeng sering digunakan untuk upacara ritual keagamaan agama Hindu, sehingga topeng Bali memiliki sebuah tradisi yang kental dengan nuansa ritual magis.
Biasanya tari Topeng Bali dipentaskan di tengah-tengah masyarakat. Dimana dengan memakai Topeng ini dapat dipercaya bisa mendatangkan dewa-dewa dan mampu memberikan rasa tentram serta keselamatan.
Baca Juga 20 TARIAN JAWA TENGAH BESERTA PENJELASANNYA TERLENGKAP
4. Tari Kebyar Duduk
Tari adat Bali selanjutnya adalah Tari kebyar duduk, dimana tarian adat ini dibuat oleh seorang maestro seni berasal dari daerah Tabanan pada tahun 1925 yang bernama I Ketut Mario.
Tarian adat ini disebut juga tari Kebyar Terompong (Apabila dimainkan menggunkan instrument Terompong). Tari Kebyar Duduk mencerminkan seorang pemuda yang menari dengan lincah mengikuti irama gamelan
Mengapa penamaan tari ini disebut dengan Kebyar Duduk? Karena gerakan yang dilakukan dalam tarian ini didominasi denga gerak dalam posisi duduk dengan kedua kaki menyilang (bersila). Gerakan ini cukup sulit dipraktekkan, karena dilakukan dengan posisi setengah jongkok.
Baca Juga TARIAN BANGKA BELITUNG BESERTA PENJELASANNYA TERLENGKAP
Keunikan dari tari adat ini terletak pada penarinya yang dapat bergerak melangkah atau berpindah tempat dengan posisi duduk secara cepat. Jika kita lihat, tari Kebyar mirip seperti tarian baris yaitu menjelaskan gerakan-gerakan ksatria (prajurit) Bali pada umumnya.
Dalam pementasannya, tarian ini menekankan pada para penari agar bisa memberikan nuansa musik dengan ekpresi wajah dan gerakan. Pada dasarnaya diciptakan tari Kebyar ini tak lepas dari empat bagian ini yaitu papeson, kebyar, pangandeng, dan pangecet.
5. Tari Janger
Tari adat Bali berikutnya adalah tari Janger, keberadaan dari tarian ini sudak ada sejak 1930 M. Terciptanya tarian ini termotivasi dari nyanyian para petani kopi yang sedang memetik kopi.
Nyanyian tersebut salih saling berbalas-balsan, hal ini bertujuan untuk melepas rasa lelah ketika kegiatan memanen biji kopi. Jadi, nyanyian seperti ini lah yang menajdi asal usul lahirnyaTari janger.
Dalam pagelarannya, tari adat ini ditarikan secara berpasangan dengan jumlah 10 -16 orang penari. Setelah itu, jumah penari tersebut dibagi menjadi dua kelomok, yaitu kelompok putri (janger) dan kelompok putra (kecak).
Ketika mereka menarikan tarian ini, para penari sambil menyanyikan Lagu Janger secara berbalasan. Dimana lirik lagu Janger ini mengambil dari nyanyian Sanghyang (tarian ritual kuno).
6. Tari Cendrawasih
Tari Cendrawasih adalah salah satu tari adat Bali yang diciptakan oleh I Gde Manik dan pertama kali dipentaskan di kecamatan Sawan Kabupaten Buleleng pada 1920 M.
Namun, tari Cendrawasih yang sering dimainkan kini merupakan olahan koreografi dari N. L. N. Swasthi Wijaya Bandem, dimana ia mengarasemen pada pementasan pertamanya di tahun 1988 M.
Seperti nama tariannya, tari ini menceritakan tentang keindahan burung Cendrawasih. Dimana burung Cendrawasih adalah Ikon dari provinsi Papua, akan tetapi masyarakay Bali menyebutnya dengan Manuk Dewata.
Dalam pelaksanaannya, tarian ini diaminkan oleh dua orang penari wanita yang bertugas sebagai burung cendrawasih jantan dan cendrawasih betina. Gerakan dari tarian ini seperti burung yang memadu kasih. Kemudian para penarinya menarikan dengan gerakan meliuk-liuk seperti sedang menari dan bernyanyi saat menjelang perkawinan.
Baca Juga TARIAN ADAT LAMPUNG BESERTA PENJELASANNYA TERLENGKAP
7. Tari Baris
Tarian adat Bali selanjutnya adalah Tari Baris. Terciptanya tarian ini karena terinpirasi dari kegagahan prajurit atau ksatria. Pada umumnya tarian ini ditarikan sebanyak 8 – 40 penari pria yang mengenakan busana tradisional para pejuang dan disertai dengan aksesoris pada bagian kepala, badog, lamak, awir, baju beludru, celana panjang.
Dalam pagelarannya, tarian ini dimainkan ketika ada acara tertentu di area pura dan tari ini sifatnya sakral. Untuk gerakan awal, tari Baris menampilkan gerakan waspada layaknya seorang prajurit yang sedang mencari musuhnya di daerah yang belum dikenal. Jika penari sudah berada ditengah panggung, maka para penari mulai berjinjit, pergerakannya lebih cepat dan gesit berputar di atas satu kaki.
Tari adat dari Bali yang satu ini, telah dipercaya oleh masyarakat setempat memiliki kekuatan magis para dewa dewi dan leluhur turun ke dunia untuk memberi berkat. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka tarian ini ditampilkan sebagai wujud rasa syukur dan juga pertunjukkan.
8. Tari Puspanjali
Tari Puspanjali adalah tari adat Bali yang digunakan sebagai penyambutan untuk para tamu kehormatan. Biasanay tari Puspanjali ditarikan sebanyak 5 – 7 orang penari wanita dengan membawakan piring tradisional (bokoran) yang berisikan aneka kuntum bunga harum.
Para penarinya menyuguhkan gerakan yang lemah lembut dan gemulai dengan perpaduan gerak-gerak ritmis yang dinamis.
Tari Puspanjali merupakan tarian yang diciptakan oleh N.L.N. Swasthi Wijaya (penata tari) dan I Nyoman Windha (penata tabuh pengiring) pada tahun 1989 M.
Secara etimologi Puspanjali merupakan dua buah suku kata yang digabungkan yaitu puspa (bunga) dan anjali (sambutan penghormatan). Gerakan dari tarian ini rata-rata mengadopsi dari gerakan tarian Rejang.
9. Tari Gambuh
Tari Gambuh merupakan salah satu drama tari warisan budaya Bali yang telah dipengaruhi budaya Jawa-Hindu di Jawa Timur (Raket Lalaokaran). Yang dimaksud dengan Raket Lalaokaran sebutan Gambuh di provinsi Jawa Timur. Keberadaan tari Gambuh ini sudah ada sejak abad ke-16.
Tarian ini termasuk kedalam tarian perang yang merupakan kelanjutan dan Bhata Mapdtra Yuddha yang diciptakan dengan tujuan untuk menghibur rakyat Majapahit yang melaksanakan upacara Shreiddha.
10. Tari Tenun
Tari Tenun meupakan tari adat Bali yang menggambarkan proses memintal benang hingga menenun dengan perasaan senang dan gembira. Diciptakannya tari Tenun ini bertujuan untuk melestarikan kebudayaan tenun-menenun yang dilakukan oleh masyarakat Bali dan memperkenalkan alat-alat tradisional yang dipergunakan dalam menenun.
Pencipta dari tarian ini bernama I Nyoman Ridet dan I Wayan Likes pada tahun 1962. Biasanaya dalam pementasan, tari ini ditarikan sebanyak tiga orang penari atau lebih.
Untuk kostum yang dikenakan oleh para penari di bagian kepala menggunakan lelunakan, lalu busana terdiri dari tapih, kamen, dan selendang yang di lilitkan di dada serta sabuk prada.
Untuk penataan rias hamper sama dengan tarian lainnya dan dibagian kepala dikenakan bunga sandat sebanyak 3 buah.
11. Tari Wiranata
Tari Wiranata adalah tarian adat Bali yang diciptakan oleh I Nyoman Ridet pada tahun 1960 M. Dimana tarian ini menceritakan kegagahan dari seorang penad dan kewibawaannya seperti seorang raja.
Dalam pementasannya, tari Wranata dbiasanya dimainkan oleh remaja putri. Akan tetapi, kini tarian ini juga dapat dimainkan oleh remaja putra. Tari ini dapat dipentaskan secara berkelompok maupun tunggal.
12. Tari Telek
Tari Telek yaitu tari adat Bali yang masih tenar dan seing dimainkan oleh sejumlah masyarakat Serombotan, Klungkung. Tari Telek termasuk salah satu jenis tarian wali yang merupakan warisan leluhur dan wajib untuk dilestarikan serta dimainkan setiap tahunnya.
Masayarakat setempat menyakini, bahwa dalam pementasan tari Telek ini dapat menjaga keselamatan dunia khususnya di daerah banjar.
Apabila masyarakat tidak ingin mengelar tari Telek ini, maka dapat mengundang kehadiran sasab (penyakit pada manusia), merana (hama-penyakit pada tanaman dan ternak) dan peristiwa bahaya lainnya yang merusak harmonisasi di dunia.
13. Tari Sanghyang
Tari Sanghyang adalah sebuah tari adat Bali yang digunakan oleh umat Hindu untuk ritual keagamaan. Tarian ini merupakan warisan dari kebudayaan pra-Hindu yang dimainkan dengan dua gadis belum dewasa dan dianggap masih suci.
Sebelum para penari menarikan tarian ini, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi diantaranya tidak boleh berjalan di bawah jemuran pakaian, tidak boleh berkata jorok dan kasar, tidak boleh berbohong, dan tidak boleh mencuri.
Biasanya tarian ini sering digelar dengan tujuan pelengkap upacara atau juga sebagai media untuk mengusir wabah penyakit yang sedang melanda suatu desa atau daerah.
Bukan hanya itu, tarian ini juga diyakini dapat dijadikan sebagai sarana pelindung terhadap ancaman dari kekuatan ilmu hitam. Jenis tari Sanghyang terbagi atas Sanghyang Dedari, Sanghyang Deling, Sanghyang Penyalin, Sanghyang Celeng.
14. Tari Panyembrama
Tari Panyembrama merupakan tarian adat Bali yang diciptakan oleh I Wayan Berata pada tahun 1970 M. Tari ini termasuk kedalam jenis tari penyambutan yang digunakan untuk upacara keagamaan umat Hindu di pura. Biasanya tarian ini dipentaskan sebelum tari Sanghyang atau Rejang di pura.
Dalam pementasannya, tari Penyembramana diiringi dengan instrument Gamelan dan penarinya mengenakan pakaian adat Bali. Tarin adat ini biasanya ditarikan oleh penari wanita karena mereka memiliki lirik mata, senyum, dan gerak gemulai tubuhnya terlihat anggun mempesona.
15. Tari Baris Tunggal
Berdasarkan sumber informasi dari Kidung Sunda, keberadaan tari baris tunggal telah ada sejak pertengahan abad ke-16. Pada naskah tersebut menjelaskan bahwa terdapat sebuah penjelasan mengenai adanya tujuh jenis tari baris yang dibawakan di dalam upacara kremasi di Jawa.
Bukan hanya itu saja, terdapat juga penjelasan bahwa pada awal munculnya tari baris Tunggal ini merupakan bagian dari ritual keagamaan kala itu.
16. Tari Wirayuda
Tari Wirayuda adalah salah satu tari adat Bali yang menggambarkan kisah peperangan dan memperkenalkan postur kegagahan sosok pria prajurit kerajaan. Secara etimologi, tari Wrayuda berasal dari dua suku kata, yaitu wira (pahlawan) dan yudha (perang). Biasanya tarian ini diperankan oleh 2 – 4 pasang penari pria yang membawakan senjata tombak.
Tarian Wirayuda merupakan salah satu seni kreasi dari perpaduan tari tradisional dan modern yang dibuat oleh I Wayan Dibia pada tahun 1979 M melalui Sanggar Tari Bali Waturenggong.
Tarian ini mencritakan sekelompok prajurit bali dwipa yang sedang bersiap-siap untuk maju ke medan perang. Dalam pelaksanaannya, para penari menggunakan akseoris ikat kepala berbentuk udeng-udengan.
Baca Juga TARIAN BENGKULU GAMBAR DAN PENJELASANNYA TERLENGKAP
17. Tari Kupu-Kupu
Berasarkan informasi sejarah tari adat Bali, pencipta dari tari Kupu-Kupu di ciptakan oleh I Wayan Beratha pada tahun 1960 M. Tarian adat bali ini termasuk kedalam jenis tari grup yang dimainkan oleh kaum wanita sebanyak lima penari atau lebih.
Gambaran dari tari kupu-kupu ini menceritakan binatang kupu-kupu berwama biru tua atau tarum yang sedang terbang dan hinggap dari satu bunga ke bunga lainnya. Jadi secara filosofis dapat disimpulkan, tari kupu-kupu merupakan cerminan keindahan, kedamaian, dan eksotisnya pulau Bali.
18. Tari Legong
Pada zaman dulu tarian ini hanya dipentaskan di lingkup dalam kraton dan tercipta di zaman kerajaan. Secara etimologi tari Legong berasal dari dua suku kata, yaitu leg (luwes atau elastis) dan gong (musik gamelan). Jadi dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dari tari Legong adalah tarian lemah gemulai yang berkaitan dengan irama musik gamelan gong.
Disini terdapat beberapa jenis tari Legong yang terkenal dan berkembang pesat di Bali diantaranya tari Legong Lasem (Kraton), Legong Legod Bawa, Legong Jobog, Legong Kuntul, Legong Sudarsana dan Legong Smaradahana. Biasanya tarian ini ditarikan sebanyak 2- 3 orang penari sekaligus mengundang tokoh Condong (tokoh pembuka tari legong).
Akan tetapi, dalam pementasan tari Legong juga tidak mengundang |tokoh Condong, kerena itu semua menyesuaikan jumlah penarinya. Selain itu, ketika tarian ini berlngsung diiringi dengan gamelan yang di kenal dengan nama Semar Pegulingan.
Keunikan dan ciri khas dari tari Legong terletak pada saat para penarinya membawa kipas, kecuali penari dengan tokoh Condong.
19. Tari Trunajaya
Tari Trunajaya adalah sath satu kreasi seni tari yang muncul dari daerah Bali Utara, dimana tujuan diciptakannya tari ini untuk hiburan ketika terdapat acara perayaan tertentu seperti dihalaman pura ataupun lapangan terbuka.
Tari adat ini mencerminkan gerak gerik seorang pemuda yang baru menginjak usia dewasa. Secara etimologi, tari Trunajaya berasal dari dua suku kata, yaitu teruna (pemuda) dan jaya (puncak).
Untuk gerakan yang dilakukan oleh penari pada tarian ini yaitu menunjukan ekspresi tingkah laku dari seorang remaja yang memiliki tubuh kuat, penuh enerjik, emosional dan gerakannya selalu memikat hati seorang gadis. Biasanya tari ini dimainkan oleh kaum pria yang memiliki tenaga kuat dan keras.
Pan Wandres adalah seorang pencipta dari tari Trunajaya yang diciptakan pada tahun 1925 M dalam bentuk kebya Legong dan dikembangkan lagi oleh I Ged Manik. Tari adat ini termasuk kedalam jenis tari Balih-balihan atau sebagai tari hiburan.
20. Tari Durga Mahisasura Mardini
Terciptanya tari Durga Mahisasura Mardini yaitu termotivasi dari cerita Durga Mahisasura Mardini yang tertulis didalam lontar Siwagama. Selain itu, kreasi seni ari ini tidak lepas dari lataar belakang budaya Bali.
Tarian adat Bali ini memiliki unsur keindahan dari segi gerakan, tata rias, pakaian yang dikenakan oleh para penari hingga alunan musik sebagai penggiringnya.
21. Tari Pendet
Tari Pandet adalah kreasi seni tari dari Bali yang digunakan untuk lambang penyambutan atas kedatangan dewa dewi ke alam dunia. Tujuan utama diciptakannya tarian ini yaitu sebagai kegiatan pemujaan atau upacara keagamaan di pura. Seiring berjalannya waktu, funsi dari tarin ini berubah menjadi tari untuk hiburan dalam menyambut tamu besar.
Untuk menarikan tari ini tidak sulit kok, kita cukup mempelajari dan melakukan gerakan-gerakan dasar dari tari Bali pada umumnya. Berbeda dengan tarian adat Bali lainnya yang perlu pelatihan intensif. Tari Pendet bisa dimainkan oleh pria dan wanita, tetapi biasanya penarinya didominasi oleh kaum wanita dewasa maupun gadis.
Selain itu, tak lupa juga para penarinya membawa syarat perlengkapan seperti sesajen (hiasan bunga). Oh iya perlu anda ketahui, jika anda tidak dapat menarikan tari Pendet, maka anda juga tidak bisa menarikan tari Bali lainnya, karena tari ini merupakan gerak dasar yang melandasi tari bali lainnya.
22. Tari Panji Semirang
Tarian Panji Semirang merupakan salah satu jenis kreasi seni tari tunggal dari provinsi Bali yang diciptakan oleh I Nyoman Kaler pada tahun 1942 M. Biasanya tari ini sering dipentaskan untuk tari pertunjukan (hiburan) di lingkup pura.
Tari Panji Semirang ini menggambarkan seorang penggembara yang bernama Galuh Candrakirana, dimana ia menyamar menjadi seorang pria demi mencari sang pujaan hatinya yang bernama Raden Panji Inu Kertapati. Sama halnya ddengan tari Trunajaya, tarian ini termasuk kedalam jenis tari babancihan karena menghadirkan watak pria dan wanita.
Tari Panji Semirang mulai berkembang sejak diperkenalkan oleh muridnya yang bernama Luh Cawan. Ciri khas dari tarian ini terletak pada gerakannya yang menyerupai tari Putra dan diiringi dengan alunan music bertempo cepat.
Dalam pementasannya, para penari Panji Semirang menggunakan aksesoris tambahan yaitu Kipas, gelungan, kain prada, penutup dada, sabuk prada, badong, ampok-ampok, gelang kenah bunga merah dan putih. Gerakan pada tarian ini terdiri atas gerak pepeson, ocak-ocakan, ngaras, mgucek, tangisan dan pekaad.
23. Tari Margapati
Selain tari Panji Semirang, I Noman Kaler juga menciptakan tarian adat Bali lainnya yaitu tari Margapati pada tahun 1942 M. Secara etimologi, tari Margapati terdiri atas dua suku kata, yaitu marga (binatang) dan pati (raja).
Tari adt Bali satu ini menggambarkan gerak-gerik seekor raja hutan (singa) yang sedang berjalan menyususri hutan untuk mencari mangsanya.
Tarian ini termasuk kedalam jenis tari Tunggal yang ditarikan oleh seorang penari putra. Akan tetapi, bisa juga ditarikan oleh wanita dengan catatan harus menampilakan kegagahannya.
Dalam pelaksanaanya, tari ini dipentaskan untuk mengisi hiburan di acara upacara keagamaan atau acara resmi lainnya.
24. Tari Cilinaya
Tari Cilinaya adalah tari adat Bali yang diciptakan oleh seorang maestro tari tradisional Bali bernama I Wayan Dibia di tahun 1986 M. Tari Cilinaya pertama kali dipentaskan oleh Sekaa Gong Patra Kencana Singapadu. Terciptanya tarian ini karena terinspirasi dari ornamen cili yang merupakan salah satu ornamen khas pada pakaian para penari.
Bentuk dari Cili ini berupa sehelai kain panjang yang pada bagian ujungnya lancip dengan motif yang berwarna -warni. Filosofi dari Cili ini yaitu menyimbolkan sebuah keceriaan dan kegembiraan melaui pesan utama dan tarian ini.
Dalam pementasannya, tari Cilinaya diiringi dengan Gamelan Gong Kebyar, dimana disini meghadirkan sepasang kendang, 1-2 tungguh ugal, 4 tungguh pemade dan kantil, 2 tungguh penyacah, jublag, dan cegong, sepasang gong, 1 kempul, kajar, kecek dan tungguh reyong.
Sementara untuk para penari tari Cilinaya mengenakan gelungan, kain bawah atau rok, angkin, lamak, penutup dada, badong, ampok-ampok, oncer dan gelang kana.
25. Tari Condong
Tari Condong merupakan tari adat Bali yang biasanya dimainkan untuk pembukaan tari Legong dan diiringi dengan gamelan penggulingan. Keberadaan dari tarian ini sudah ada sejak pertengahan abad ke-19 di lingkungan kraton atau istana kerajaan Bali. Untuk Pencipta dari tari Condong belum diketahui hingga saat ini.
Akan tetapi, berdasarkan sejarah dari rakyat mengatakan bahwa asal mula munculnya tari ini diawali dari seorang pangeran dari Sukawati yang sakit parah. Lalu ia mendapat penglihatan secara gaib dua gadis cantik yang sedang menari dengan anggun ditemani musik gamelan.
Setelah pengeran itu pulih sehat, kemudian pangeran ini mengulangi tarian yang pernah dilihatnya. Pada dasarnya, tari Condong menggambarkan kisah dua bidadari yang bernama Suprba dan Wilotoma. Namun di tahun 1930, kisah ini di ubah menjadi seorang raja dan ratu.
26. Tari Gopala
Tari Gopala ini mirip dengan tari Nelayan yaitu sama-sama menggambarkan kerakyatan. Dimana tari Nelayan mengisahkan aktivitas para nelayan saat menangkap ikan, sementara tari Gopala menceritakan kegiatan para penggembala saat di sawah ataupun ladang.
Pencipta dari tari Gopala bernama I Nyoman Suarsa (penata tari) dan I Ketut Gede Asnawa (sebagai penata iringan).
Biasanya tari adat Bali ini ditarikan secara berkelompok oleh 4 -8 orang penari pria. Para penari megisahkan kegiatan sekelompok penggembala remaja.
Gerakan yang dilakukan oleh penari ini meliputi gerak binatang Sapi, memotong rumput, menghalau burung, membajak sawah, menuai padi dan lain sebagainya.
27. Tari Belibis
Tari Belibis adalah sebuah kreasi seni tari baru dari Bali yang tergolong kedalam kategori tari berkelompok. Tari yang diciptakan pada tahun 1984 M hasil dari koreografi N.L.N. Swasthi Wijaya Bandem (koreografer) dan I Nyoman Windha (pengiring tabuh). Terciptanya tarian ini terinspirasi dari kisah Angling Dharma yang merupakan seorang Raja.
Dimana dalam perjalanannya, Angling Dharma berjumpa dengan seorang putri raksasa pemakan manusia. Putri raksasa tersebut merasa takut jika rahasianya dibongkar oleh Angkling Dharama, dengan demikian Angling Dharma di sihir menjadi seekor burung Belibis yang hidup di air.
Untuk gerakan tari burung Belibis tidak hanya berhubungan dengan kelenturan tubuh, namun juga berkaitan dengan enegi yang digunakan. Kurang lebih seperti gerakan layaknya burung Belibis yang mengedapankan kepala dan leher, pandangan mata, serta gerak tangan dan kaki.
Dalam pementasan tari Belibis, terdapat pengiring musik dan gamelan yang mengiringi tari ini seolah-olah berkesan lincah dan agresif. Selain itu ada juga alat music yang mengiringinya seperti gangsa, cengceng, reong, kempul, penyahcah, suling, kendang, gong, jegogan, dan kajar.
28. Tari Siwa Nataraja
Tarian Siwa Nataraja sebuah tarian adat Bali yang digunakan untuk media pemujaan terhadap Tuhan yang Maha Esa atau ritual keagamaan. Tari ini juga sudah diyakini sebagai puncak keanguangan pada kesenian tari. Selain itu, tari Siwa juga digunakan untuk tari persembahan
Tari Siwa Nataraja diciptakan oleh N.L.N. Swasthi Wijaya Bandem dan dibantu dengan I Nyoman Widha selaku penata irirngan tari. Tari ini diciptakan dari perpaduan antara unsur tradisional Bali dengan tari tradisional India.
Kini perkembangan tarian ini begitu pesat dan menjadi tari kebesaran STSI Denpasar yang dimainkan oleh Sembilan orang penari. Dimana satu orang bertgas sebagai Siwa dan yang lainnya berperan sebagai dorongan energy prima dari Siwa.
Untuk gerakan pada tari adat ini begitu indah, ritmis, eksotis dan harmonis. Masyakat setempat meyakini bahwa gerakan dalam Nataraja melambangkan dari Panca Aksara yang membentuk tubuh Siwa.
29. Tari Rejang
Tari Rejang merupakan sebuah kreasi seni tari suku Bali yang dipentaskan untuk ungkapan rasa syukur dan penghormatan mereka kepada dewa atas berkenannya turun ke Bumi. Tari adat Bali satu ini ditarkan khusus untuk penari wanita saja. Tari ini sering kali dimainkan di lingkup pura Bali dan sangat terkenal.
Untuk gerakan pada tari Rejang sederhana, namun sangat cepat dan lincah. Setiap ada acara keagamaan Hindu Dharma tari ini selalu di tampilkan. Saat tarian ini berlangsung, situasinya berjalan dengan jikmat dan penuh rasa pengabdian kepada Dewa-Dewi Hindu serta penuh penjiwaan.
Pakaian yang dikenakan oleh penari tari Rejang yaitu busana upacara yang meriah dengan banyak dekorasi-dekorasi. Formasi dari penari ini memebentuk baris melingkari halaman pura yang kadang kala dilakukan dengan berpegang-pegangan tangan. Sebutan diwilayah lain untuk tari Rejang adalaj ngeremas, simi atau sutri.
Berdasarkan sumber sejarah, keberadaan tari Rejang sudah ada sejak zaman pra-Hindu. Bayak sekali berbagai jenis tari Rejang ini diantaranya Rejang Renteng, Rejang Bengkel, Rejang Ayodpadi, Rejang Galuh, Rejang Dewa, Rejang Palak, Rejang Membingin, Rejang Makitut, Rejang Haja, dan juga Rejang Negara.
30. Tari Manukrawa
Seni Tari kebanyakan tercipta karena terispirasi dari gerakan burung. Selain tari Belibis diatas tadi, Bali juga memiliki tarian yang tercipta karena termotivasi dari burung yaitu tari Manuk rawa. Secara etimologi, tari Manukrawa terdiri dari dua suku kat, yaitu Manuk (Burung) dan Rawa (Air).
Tari Manukrawa termasuk kedalam jenis tari berkelompok karena ditarikan sebanyak 5 -7 orang penari wanita. Tarian ini bertemakan kehidupan dari burung yang mengadopsi dari kisah Wana Parwa dari Epos Mahabrata. Tari adat Bali ini diciptakan oleh I Wayan Dibia (koreografer), dan I Wayan Beratha (penata music pengiring) pada tahun 1981 M.
Sebelum munculnya tarian ini, dudlunya tarian ini merupakan bagian dari sebdratari Mahabharata (Bale Gala-Gala) yang ditampilkan acara pesta kesenian Bali di tahun 1980 M. Gerakan ini memadukan antara gerak tari klasik bali denagan gerakan tari Jawad an Sunda. Dalam pementasannya, penari harus memebwakannya dalam nuasa ceria.
Demikian ulasan dari saya pada kesempatan kali ini tentang Tari Adat Bali, Semoga sedikit informasi ini dapat bermanfaat dan menjadi bahan rujukan untuk anda semua, terima kasih atas perhatiannya.