Tarian Jawa Tengah – Hai sobat pecinta budaya baik lokal maupun mancanegara, bagaimana kabarnya anda hari ini, tentu baik bukan? Disini saya sebagai penulis di situs CalonPengangguran akan membagikan sebuah artikel mengenai Tarian Jawa Tengah. Kesenian yang dimiliki oleh provinsi ini telah diterapkan mulai dari jenjang anak Sekolah Dasar (SD).
Dalam memperkenalkan budaya terhadap anak-anak Indonesia sejak dini, itu merupakan hal yang perlu dilakukan agar nantinya lebih menyukai budayanya sendiri dibandingkan budaya asing. Hal ini patut kita apresiasi agar budaya asli kita tidak mudah luntur terbawa arus perkembangan zaman.
Jawa Tengah merupakan provinsi yang memiliki segudang kebudayaan mulai dari pakaian tradisional, lagu daerah, Bahasa, rumah adat termasuk tarian adat Jawa Tengah yang akan kita bahas pada kesempatan kali ini. Tanpa banyak mukodimah, berikut ini langsung saja kita simak penjelasan lengkapnya mengenai tarian Jawa Tengah yaitu :
20 Tarian Jawa Tengah Beserta Penjelasannya
1. Tari Blambangan Cakil
Tari Blambangan Cakil merupakan salah satu tarian Jawa Tengah yang tercipta karena terinspirasi dari kisah pewayangan. Dalam pelaksanaannya, adegan yang dimainkan dalam tari ini adalah “Perang Kembang”, artinya dimana para ksatria dan raksasa saling bertarung. Pertarungan tersebut mencerminkam perlawanan antara kebaikan melawan kejahatan.
Biasanya dalam cerita pewayangan yang dimainkan pada tarian ini mengambil tokoh kesatria sang Arjuna. Mengapa demikian? Karena tokoh Arjuna mencerminkan sosok kebaikan dan memiliki potur gagah serta gerak tari yang lembut dan halus. Sementara tokoh Raksasa menggambarkan sosok kejahatan dengan gerakan tari kasar dan beringas.
Jadi kesimpulan dari tari tradisional memberikan pesan ataupun filosofi bahwa kejahatan akan selalu kalah oleh kebaikan.
Baca Juga TARIAN BANGKA BELITUNG BESERTA PENJELASANNYA TERLENGKAP
2. Tari Ujungan
Tari Ujungan adalah tarian Jawa Tengah yang dimaikan ketika musim kemarau panjang oleh masyarakat Gumelem dan sekitarnya. Mengapa dilakukan pada musim kemarau panjang? Karena pada dasarnya tarian ini diciptakan dengan tujuan upacara ritual untuk meminta hujan kepada sang pencipta.
Dalam penerapan tarian ini, para lelaki terpilih saling menunjukkan aksi kekuatan kerasnya tulang, kuatnya kulit (atosing balung, wuleding kulit) yang dikombinasikan dengan gerakan sebi keindahan.
Baca Juga TARIAN ADAT LAMPUNG BESERTA PENJELASANNYA TERLENGKAP
Jika kita lihat sekilas, tari adat ini seperti olah raga tradisional yang bersifat keras, dimana para penari membawa sebatang rotan untuk memukul lawannya pada bagian paha ke bawah. Semakin banyak darah yang ke luar dari tubuh lawan, maka semakin cepat hujan akan turun.
3. Tari Ronggeng
Tarian Jawa Tengah selanjutnya adalah Tari Ronggang. Keberadaaan tarian ini sudah ada sejak zaman kuno tepatnya pada abad ke-8 dan sudah berkembang di wilayah Jawa Barat dan Jawa Tengah
Hal ini dapat kita lihat dari relief pada bagian Karmawibhanga Borobudur yang menggambarkan adegan perjalanan rombongan hiburan dengan musisi dan penari wanita. Gerakan pada tari Ronggeng ini sangat berbeda dengan tarian lainnya dan lebih ekspresif bahkan mengarah ke agresif.
4. Tari Serimpi
Tari Serimpi merupakan tarian klasik dari Jawa Tengah. Keberadaan tari Serimpi ini telah ada sejak zaman kerajaaan Mataram, dimana kala itu kerjaan tersebut dipimpin oleh Sultan Agung yaitu sekitar tahun 1613 – 1646 M.
Tarian Jawa Tengah satu ini dianggap sakral oleh masyarakat setempat. Biasanya tarian ini hanya dimainkan khusus ruang lingkup keraton dengan tujuan ritual kenegaraan dan memperingati kenaikan tahta Sultan. Dalam pementasannya, tari Serimpi ini diiringi oleh alunan suara gamelan.
5. Tari Gambyong
Tari Gambyong merupakan salah satu tarian Jawa Tengah yang berasal dari kabupaten Surakarta. Tari ini merupakan kombinasi dari dua gabungan tarian yaitu tari kraton dan tari rakyat. Sementara penamaan dari daria ini diambil dari nama penciptanya yakni Mas Ajeng Gambyong.
Biasanya tarian ini ditampilkan untuk acara pertunjukan seni dan penyambutan tamu besar. Perlu anda ketahui, bahwa tarian ini terdiri atas tigas bagian, yaitu awal (maju beksan), isi (beksan) dan akhir (mundur beksan). Ciri khas dari tarian ini terletak pada gerakan kaki, lengan, tubuh, dan juga kepala.
6. Tari Kretek
Tarian Jawa Tengah berikutnya adalah Tari Kretek yang lahir dari kabupaten Kudus. Dimana tarian ini menceritakan mengenai kehidupan para buruh bersama dengan kreteknya. Daerah Kudus memang telah terkenal akan penghasil kreteknya dan menjadi salah satu sumber perekonomian masyarakat setempat.
Perlu anda ketahui, bawasannya nama tarian ini dulunya bukan tari Kretek melainkan tari dikenal dengan nama Tari Mbatil, akan tetapi seiring berjalannya waktu penamaan Mbatil mulai luntur dan diganti dengan kretek. Hal tersebut karena lebih merujuk pada gambaran utama yang disampaikan melalui tarian tersebut. Keberadaan tarian sudah lama dan mulai mulai terkenal pada tahun 1985 M.
7. Tari Jlantur
Tari Jlantur adalah tarian Jawa Tengah yang mainkan dengan empat pulah orang penari pria. Tarian ini muncul dari kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Dalam pementasannya, para penari ini membawakan aksesoris seperti kuda tiruan dan ikat kepala pada setiap penari. Oleh karena itu, jika kita lihat dari segi aksesoris yang dibawakannya, makanya tarian ini mempunyai persamaan dengan tari kuda lumping.
Baca Juga TARIAN BENGKULU GAMBAR DAN PENJELASANNYA TERLENGKAP
8. Tari Sintren
Tarian Jawa Tengah selanjutnya adalah Tari Sintren. Tarian ini telah berkembang pesat di daerah pesisir Pantai Utara jawa (Tengah dan Barat) meliputi Majalengka, Indramayu, Berebes, Pemalang, Cirebon, Banyumas, dan Pekalongan. Tari Sintren bersifat mistis, dimana pada saat pementasan dikaitkan dengan kerasukan arwah dan hingga kini masih berkembang.
Sementara para penarinya memakai properti seperti kacamata hitam saat pementasan berlangsung. Mengapa demikian? Karena kacamata hitam berfungsi untuk menutup mata penari tersebut agar tidak menakut nakuti penonton. Selain itu, terdapat sebuah keyakinan bahwa ketika menari, bola mata penari sintren berubah menjadi putih dan demi estetika. Dalam pelaksanaannya tari Sintren diiringi dengan seperangkat alat musik gamelan.
9. Tari Kukila
Tari Kukila merupakan tarian yang termasuk kedalam jenis tari tradisional. Terciptanya tarian ini termotivasi dari gerakan burung. Jadi dalam pelaksanaanya, gerakan pada tari Kukila ini mencerminkan tingkah laku burung yang sangat dinamis, gesit dan lincah.
Dalam falsafah Jawa, kata Kukila ini tergolong ke dalam lima syarat paripurnanya kehidupan seorang pria setelah rumah, istri, kendaraan, dan senjata. Jadi kulila dalam falsafah jawa yaitu burung pemeliharaan yang dijadikan sebagai hobi.
10. Tari Prawiroguno
Tari Prawiroguno adalah salah satu tarian Jawa Tengah yang mengisahkan mengenai suatu kondisi peperangan di masa penjajahan. Dalam pementasannya, gerakan dari tari Prawiroguno sangat dinamis. Para penarinya menegnakan pakaian layaknya tengah dalam berperang lengkap dengan properti alat perang seperti tameng atau tombak.
11. Tari Topeng Ireng
Tari Topeng Ireng ini termasuk kedalam tarian tradisional yang berasal dari Jawa Tengah. Keberadaan dari tarian ini sudah ada sejak zaman kolonialisme Belanda. Dulu tarian ini digunakan untuk media latihan beladiri masyarakat setempat, namun penjajah Belanda melarangnya dan bertindang semena-mena terhadap masyarakat yang sedang berlatih silat.
Tarian yang berfungsi sebagai media latihan bela diri ini telah berkembang di sekitar Lereng Gunung Merbabu, Magelang. Walaupun seperti itu, kesenian tari ini tak meninggalkan unsur seninya. Dalam pembawaannya, tari topeng ireng menyampaikan suatu nasehat yang berisikan tentang kebaikan hidup.
12. Tari Rong Tek
Tari Rong Tek adalah tarian Jawa Tengah yang berasal dari perkembangan Tari Longger Banyumasan. Secara etimologi penamaan dari tari rong tek ini berasal dari dua suku kata yaitu ronggeng dan tek, ronggeng yang berarti penari sementara tek berarti suara kentongan dari bamboo yang penjadi sebuah alat pengiring ketika pementasaan berlangsung.
Gerakan yang ditampilkan oleh penari dalam tari rong tek ini menyajikan gerak yang menggambarkan keceriaan para remaja putri yang suka bergurau, bertingkah konyol dan suka iseng. Biasanya jumlah pemain dalam tarian ini sekitar 5-10 orang penari perempuan dengan mengenakan busana khas Banyumas.
Baca Juga TARI ADAT SUMATERA UTARA DAN PENJELASANNYA TERLENGKAP
13. Tari Lengger
Tari Lengger atau bisa disebut juga tari ronggeng ini merupakan kreasi dari Tari Tayub. Secara etimologi, tari lengger berasal dari dua suku kata yaitu Le yang berarti Tole ( anak laki laki) dan Ger dari Geger yang artinya ramai.
Pada dasarnya, tariam ini dianggap memiliki sifat negatif karena sarat unsur sensualitas (segala sesuatu yang mengenai badani bukan rohani), akan tetapi Sunan Kalijaga telah merubah gerakan tari lengger ini dan menjadikan sebagai salah satu media untuk berdakwah.
14. Tari Rancak Denok
Tari Rancak Denok adalah salah satu tarian Jawa Tengah yang sangat terkenal. Secara etimologi, tarian ini berasal dari dua suku kata yaitu Rancak dan Denok. Rancak yang memiliki arti cepat dan dinamis, dan Denok berarti perempuan.
Sementara secara harfiah, Rancak Denok dapat didefenisikan sebagai tari kreasi dari Semarangan yang dimainkan oleh para kaum wanita secara terpat dan dinamis dengan mengenakan aksesoris utama yakni topeng. Tari Rancak Denok ditarikan sebanyak enam orang penari ataupun dapat ditambah dan dikurangi, itu semuan menyesuaikan kebutuhan serta ukuran panggung pementasan.
Pakaian yang digunakan dalam pagelaran tarian ini yaitu para penari wanita ini memakai kebaya berwarna terang dan disertai dengan kain jarik khas daerah Semarangan. Untuk bagian kepalanya dibuat konde dengan hiasan bunga. Hal ini bertujuan untuk menggambarkan pengaruh Tiongkok dalam busana penarinya. Dalam pementasannya tarian ini diiringi dengan music Gambang Semarang.
15. Tari Aplang
Tari Aplang merupakan tarian tradisional khas dari kabupaten Banjarnegara. Manurut sejarah, terciptanya tarian ini luput dari penyebaran agama Islam di Jawa Tengah. Dulu tarian ini sempat mencapai masak puncak dan terkenal di masyarakat.
Ciri khas yang dimiliki dari tarian ini yaitu memiliki unsur islami yang cukup kental, seperti iringan rebana, bedug dan beberapa cerita yang berisikan tentang syair puji-pujian dengan Bahasa menggunkan Arab dan Jawa.
Biasanya tari Aplang dimainkan dengan jumlah sedikitnya lima orang penari putra ataupun putri, anggota penari bisa juga ditambah sesuai kebutuhan. Perlu anda ketahui, untuk para penari yang menarikan tarian ini wajib berusia maksimal adalah 25 tahun.
Mengapa demikian? Karena dalam pembawaannya penari dituntut menari lebih enerjik dan semangat. Selain itu, penari juga harus tetap menggunakan gapyak sebagai alat yang harus ada dalam menari Aplang.
Baca Juga 10 TARIAN DAERAH RIAU BESERTA PENJELASAN VERSI TERLENGKAP
16. Tari Wira Pertiwi
Tari Wira Pratiwi adalah salah satu tari kreasi dari Jawa Tengah yang belum lama diciptakan. Tari kreasi ini diciptakan oleh seorang gagasan seni yang bernama Bagong Kussudiarjo. Tarian ini mencerminkan sosok kepahlawanan seorang prajurit putri dalam membela bangsa yang berasal dari Jawa.
Selain itu, tari ini juga menggambarkan sifat ketegasan, ketangkasan dan ketangguhan yang terpancar dalam arian ini. Gerakan dari tari wira pratiwi sangat ritmis dengan instrument musik yang selaras dengan tariannya. Biasanya tarian ini dimainkan dengan dinamis.
Dalam pementasannya, tari ini dilakukan dengan cara berpasangan dan dilengkapi dengan panah serta mengenakan busana sekaligus aksesoris yang mendukung seorang prajurit. Dimana panah tersebut menggambarkan ketegasan dan sorotan tajam dari penari menambah nilai kesempurnaan dari makna tarian ini.
17. Tari Kuntulan
Tari Kuntulan yaitu salah satu tari tradisional yang berasal dari daerah Banyuwangi dan berkembang pesat disekitar wilayah lainnya. Kesenian ini lahir dari suatu kretifitas yang menggabungkan antara gerakan tarian dan seni bela diri serta diiringi dengan alunan musik rebana
Para penari dan pemain musik mengenakan busana kemeja putih, celana putih dan menggunakan peci berwarna hitam. Selain tu, para penari juga menggunakan kaus kaki yang mirip dengan burung kuntul yang biasanya terdapat di daerah persawahan. Nah jadi mengapa tarian ini dinamakan dengan tari kuntulan? Jawabannya dapat di tafsirkan karena busananya mirip dengan burung kuntul.
18. Tari Bondan
Tari Bondan merupakan tarian Jawa Tengah yang berasal dari kabupaten Surakarta. Tarian ini mengambarkan kisah kasih seorang ibu yang sayang terhadap anaknya dengan memperlihatkan melalui menggendong bayi dengan paying terbuka serta hati-hati dan perhatian.
Dalam pementasannya, tarian ini hanya dapat diperankan oleh kaum wanita, dimana penari wanita ini menggendong boneka bayi dengan paying terbuka dan harus dilakukan secara hati-hati karena dia menari diatas kendi serta kendi tersebut tidak boleh jatuh.
Ciri khas dari tarian ini, yaitu para penarinya mengenakan busana gadis desa, menggendong tenggok, mengenakan caping dan membawa alat pertanian ketika tarian ini berlangsung.
19. Tari Bedhaya Ketawang
Tari Bedhaya Katawang adalah tarian Jawa Tengah yang dimainkan oleh 9 orang penari wanita. Tarian ini hanya bisa ditampilkan ketika peringatan kenaikan dan penobatan tahta Kasunanan Surakarta. Secara etimologi, tarian ini merupakan gabungan dari dua suku kata yatiu Bedhaya artinya penari wanita di Istana sementara Ketawang berarti langit (identik dengan sesuatu yang tinggi).
Mengapa tarian ini hanya dimainkan oleh 9 orang penari? Karena menurut filosofinyanya menggambarkan Sembilan arah mata angina yang dikuasai oleh Sembilan dewa yang disebut dengan Nawasanga. Tarian ini begitu kental akan sifat sakralnya. Untuk menarikan tarian ini tidak boleh sembarangan orang, artinya ada beberapa syarat yang harus dipenuhi.
Syarat pertama, yaitu penari wanita harus seorang gadis suci dan tiding sedang haid. Jika wanita itu sedang haid, dapat juga menarikan tarian ini dengan catatan harus ada izin dari Kanjeng Ratu Kidul. Syarat selanjutnya yakni, para penari harus berpuasa terlebih dahulu sebelum menarikan tarian ini.
20. Tari Beksan Wireng
Tari Beksan Wireng merupakan jenis tarian Jawa Tengah yang paling tua dalam kebudayaan masyarakat Jawa. Tarian ini menceritakan tentang ketangkasan ketangkasan prajurit dalam latihan perang.
Selain itu, tarian ini menunjukan gambaran mengenai Wira ( Perwira) dan Aeng ( Unggul). Jadi dari penjelasan diatas tersebut, bahwa tari Beksan Wireng adalah tari yang betemakan perang atau latihan perang untuk melatih ketangkasan prajurit dalam berperang. Keberadaan tarian ini sudah ada sejak abad ke-11 (Zaman Jenggala-Kediri).
Biasanya tarian ini dimainkan oleh kaum pria dengan gerakan tari bersumber dari gerakan pencak silat. Dalam pementasannya, tarian Beksan Wireng diringi dengan gending satu dan dua, dimulai dari gending ladrang dan diteruskan dengan gending ketawang.
3 Konsep Dalam Seni Tari
Berbicara tentang masyarakat Suku Jawa memang ada kaitannya dengan masyarakat Timur. Salah satu yang menjadi pembicaraan yaitu dapat kita tinjau dari kajian masalah penciptaan seni tari, dimana konsep penciptaan seni masyarakat Timur cenderung dipengaruhi oleh unsur religi. Menurut Pamadhi (1985), menyatakan pendapatnya dalam penciptaan seni tari klasik dilandasi dengan tiga konsep yaitu :
1. Konsep Filsafati
Apa itu Seni? Yaitu sebuah ungkapan batin seseorang yang sangat mulia, karena proses cipta seni melalui gagasan dari batiniah. Untuk mewujudkan gagasan tersebut, maka masayrakat Jawa memiliki semboyan hidup, yaitu Sangkan paraning dumadi (asal muasal manusia) suatu wujud karya seni yang mengarah pada pralogis (logika) dan hal-hal yang metafisik.
Karya seni dapat diekpresikan berupa bentuk-bentuk simbol, gerakan yang dilakukan oleh seseorang seperti pada kesenian tari Bedoyo jumlah penarinya sembilan orang dan Tari Srimpi dengan empat orang penari. Semua ekspresi tersebut merupakan hasil dari asal-usul batiniah manusia.
2. Konsep Moral
Selain konsep filsafati, disini juga terdapat konsep Moral. Dimana konsep ini memiliki bagian penting dalam mempengaruhi pranata sosial, artinya kedudukan rakyat sebagai wong cilik harus memberikan pernghormatan kepada yang lebih tinggi dan berakhir raja sebagai penguasa tunggal.
3. Konsep Keindahan
Menurut Kuntowijoyo (1987) menyatakan bahwa cara pandang mengenai konsep keindahan pada seni berbeda-beda. Masyarakat Jawa menggambarkan konsep indah ini melalui gerakan halus dan lembut. Secara umum, konsep keindahan ini wajib ada dalam sebuah kesenian dan sudah melengkat pada seni tari.
Demikian penjelasan dari saya mengenai Tarian Jawa Tengah, Semoga sedikit informasi ini dapat bermanfaat untuk anda semua, terima kasih atas perhatiannya.