Gizi Buruk – Masalah gizi buruk pada bayi sudah terjadi sejak tahun 1997 sampai sekarang, penyebabnya dikarenakan krisis ekonomi sehingga orang tua tidak mampu memberi makanan bergizi pada bayi mereka. Lebih lanjut, ketersediaan bahan makanan dalam keluarga menjadi terbatas yang pada akhirnya berpotensi menimbulkan terjadinya gizi kurang bahkan gizi buruk.
Kekurangan gizi merupakan faktor utama yang menyebabkan kematian bayi dan balita. Masalah gizi umumnya disebabkan oleh dua faktor utama, yakni infeksi penyakit dan rendahnya asupan gizi akibat kekurangan ketersediaan pangan ditingkat rumah tangga atau pola asuhan yang salah.
Demi mengatasi masalah gizi buruk pada balita, khususnya di negara Indonesia ini salah satu pihak yang peduli pada kesejahteraan bayi, menyelenggarakan event mengenai “Gizi Anak Menuju Indonesia Unggul Dalam Mewujudkan Generasi Emas 2045”yang diselenggarakan oleh YAYASAN ABHIPRAYA INSAN CENDEKIA INDONESIA (YAICI).
Dalam acara ini menjelaskan beberapa hal mengenai penting pemahaman orang tua agar memberikan makanan yang mengandung gizi tinggi pada bayi atau anak-anak mereka. Salah satu kalimat yang paling sangat ingat adalah “Sehat Berawal Dari Isi Piringku”. Dari kalimat tersebut dapat disimpulan bahwa makanan yang kita konsumsi menjadi penentu kesehatan.
Namun sayangnya event-event seperti ini jarang diminati oleh masyarakat, dengan alasan mereka sudah paham mengatasi masalah gizi buruk khususnya pada balita. Padahal semua itu bohong besar, kenapa?
Karena sebagai besar dari orang tua masih salah memberikan makanan atau asupan gizi pada anak mereka, contohnya pemberian Susu Kental Manis sebagai sumber gizi utama pada balita atau anak-anak. kebanyakan orang tua beranggapan SKM baik untuk anak, SKM cocok jadi pengganti ASI, SKM sehat untuk anak.
Padahal semua hal tersebut salah besar, karena SKM mengandung sejuta bahaya bagi balita atau anak-anak sehingga berisiko terkena Stunting. Berikut penjelasannya:
Bahaya Susu Kental Manis (SKM) Untuk Bayi
Seperti yang kita ketahui susu merupakan salah satu sumber gizi untuk bayi, hingga mereka mampu mengkonsumsi makanan padat. Karena hal itu lah kebanyakan orang tua, khususnya ibu lebih memilih susu buatan sebagai sumber gizi bagi bayi atau anak meraka dibandingkan memberi ASI.
Padahal tidak semua susu buatan baik untuk bayi atau anak, contohnya Susu Kental Manis (SKM) yang seharusnya digunakan sebagai bahan pembuatan makanan seperti kue, manisan ataupun minuman dingin, malah dikonsumsi bayi secara rutin untuk menggantikan Air Susu Ibu (ASI)sebagai sumber gizi mereka.
Dari data Peneliti Pusat Pengembangan Ilmu Pengetahuan Teknologi Pangan dan Pertanian Asian Tenggara Institut Pertanian Bogor, Oleh Prof. Dr. Ir. Dodik Briawan, MCN, mengemukan pendapat bahwa dalam pembuatan SKM menggunakan gula dalam jumlah banyak dengan tujuan agar produk susu tersebut lebih awet.
Pendapat tersebut juga mengatakan bahwa SKM bukanlah produk susu yang baik dikonsumsi bayi. Selain itu, terdapat beberapa pendapat para ahli mengenai SKM bukanlah susu, tetapi minuman yang tersebut dari gula dan susu dikarenakan:
- Kandungan gula mencapai 40 sampai 50 persen
- Karena mengandung gula tinggi, jadi SKM tidak cocok dikonsumsi bayi sebab berisiko terkena diabetes dan obesitas.
- Mengkonsumsi SKM setiap hari dapat mengakibatkan gigi anak rusak.
- Kandungan gizi sangat rendah, sehingga tidak cocok dijadikan penggati ASI bagi bayi.
Dari uraian singkat tersebut saya sangat berharap agar orang tua ataupun calon orang tua lebih memperhatikan kandungan gizi yang akan dikonsumsi anak ataupun bayi mereka. Permasalah gizi yang terjadi pada anak-anak bukanlah permasalahan biasa, karena anak yang mengalami malnutrisi atau kekurangan gizi berisiko besar terkena Stunting/tubuh kerdil, Wasting/tubuh kurus, dan Obesitas.
Mungkin beberapa dari anda sudah tahu bagaimana ciri anak yang terkena Wasting dan Obesitas, namun apakah anda tahu salah satu bahaya dari kurang gizi adalah Stunting. Apa sih Stunting itu? Singkatnya anak yang terkena stunting akan memiliki tubuh lebih pendek dibandingkan anak lainnya, hal ini dikarenakan masa pertumbuhan anak buruk yang disebabkan oleh malnutrisi atau kekurangan gizi.
Bagaimana Tanda-tanda Anak Terkena Stunting ?
Sebagai orang tua, tentu tidak menginginkan anak kesayangan anda terkena Stunting bukan? Oleh karena itu diperlukan pemahaman lebih lanjut mengenai tanda-tanda anak yang terkena stunting, berikut penjelasanya:
- Anak yang terkena stunting umumnya memiliki tubuh lebih pendek dibandingkan anak seumurannya.
- Berat badan cenderung turun.
- Gigi mengalami kerusakan diakibatkan kurangnya asupan gizi dan masa pertumbuhan gigi lambat dibandingkan anak seumurannya.
- Anak cenderung bodoh, karena kemampuan belajarnya akan terus menurun.
Bahayanya Stunting Untuk Anak
Jangka Pendek :
Bagi anak yang sudah terkena stunting akan mengalami beberapa gangguan jangka pendek seperti, otak sulit berkembang, kecerdasan menurun, pertumbuhan fisik lambat, dan lemahnya metabolisme tubuh sehingga anak cenderung mudah sakit.
Jangka Panjang :
Jika masalah stunting tidak diatas secepat mungkin, bahkan dibiarkan saja. Bukan berarti Stunting akan sembuh dengan sendiri, malah akan memberi dampak lebih parah seperti, tubuh mudah sakit, kinerja otak terus menurun, sistem metabolisme lemah sehingga timbul penyakit baru yaitu jantung dan kegemukan.
Apa penyebab anak terkena Stunting? Penyebab utama adalah kurangnya mengkonsumsi makan yang mengandung nutrisi pada masa 1000 PHK, oleh karena itu anak atau bayi mengalami kekurangan gizi sehingga metabolisme melemah.
Untuk mencegah hal tersebut, sebagai orang tua anda berkewajiban mengontrol apa saja makanan yang seharusnya dikonsumsi dan tidak boleh dikonsumsi anak sejak dini.
Catatan yang harus anda ingat sebagai orang tua adalah mengharuskan anak mengkonsumsi makanan yang mampu memenuhi kebutuhan zat gizi, mengkonsumsi makanan yang difortifikasi zat besi, apabila anak terjangkit gejala stunting sebaiknya diberi tambahan suplemen zat gizi serta segera periksakan kedokter.