Pakaian Adat Jawa – Jawa merupakan salah satu daerah dengan jumlah penduduk terbanyak di Indonesia. Maka dari itu, pemerintah melakukan perpindahan atau migrasi penduduk khususnya untuk masyarakat di Jawa.
Hal ini dikarenakan jumlah penduduk Jawa semakin padat, oleh karena itu masyarakat keturunan Jawa banyak kita jumpai diberbagai daerah di Indonesia.
Selain itu, Jawa juga terkenal akan keberagaman budayanya. Dari adat istiadat, kesenian, pakaian dan lain-lain.
Disini saya akan membahas lebih detail mengenai pakaian adatnya, karena menurut saya pakaian adat khas daerah Jawa sangat menarik.
Contohnya adalah Batik Jawa yang sudah terkenal sampai keluar negeri bahkan pernah menjadi problem dengan negara tetangga karena menyebut batik adalah kebudayaan asli mereka, padahal tidak.
Umumnya pakaian adat ini digunakan diberbagai acara baik formal maupun non-formal seperti acara pernikahan dan bahkan ada juga yang menggunakan batik sebagai pakain sehari-hari.
Mengapa demikian? Karena masyarakat Indonesia sudah menganggap hal yang biasa. Karena masyarakat menganggap pakaian adat Jawa, khususnya batik bukanlah pakaian yang ketinggalan zaman ataupun harus dikenakan diacara formal saja.
Maka dari itu banyak sekali model pakaian adat jawab dirancang dengan model kekinian sehingga cocok dikenakan pemuda-pemudi sebagai pakain sehari-hari. Pakaian adat Jawa? Yuk langsung simak ulasan dibawah ini.
Baca Juga Yuk Simak!!Pakaian Adat Bali Pria Dan Wanita Beserta Penjelasannya
Pakaian Adat Jawa
1. Kebaya
Berbicara soal pakaian adat Jawa, tentunya hal yang paling utama terpikirkan adalah kebaya bukan. Kebaya ini sejenis blus, tunik maupun baju atasan tradisional yang dipakai oleh kaum wanita.
Pada umumnya kebaya dibuat dengan bahan tipis yang di satu padukan dengan kain batik, sarung, atau songket. Asal usul nama kebaya yaitu berasal dari Bahasa Arab, abaya yang artinya pakaian.
Ada yang menyebutkan bahwa asal mula kebaya dulunya dibawa dari negeri Tiongkok, kemudian mengalami alkulturasi budaya ketika sampai di Pulau Jawa. Pada waktu itu, kebaya merupakan salah satu lambang aristrokasi perempuan dari kaum bangsawan yang tujunnya untuk membedakan kasta dari keluarga kerajaan dengan rakyat jelata.
Pada tahun 1817 Rables berpendapat bahwa jenis kebaya berbahan sutra, brokat, atau beludru dengan bukaan yang disatukan dengan bros di depan dada sudah ada sejak masa itu.
Walaupun zaman sudah berkembang dengan pesat, kebaya ini tetap tidak mengurangi peminat untuk mengenakannya dan bahkan tetap selalu eksis era saat ini, karena perkembangan model kebaya mengikuti perkembangan fashion.
2. Jawi Jangkep
Jawi Jangkep adalah salah satu pakaian adat Jawa yang dimiliki oleh provinsi Jawa Tengah. Jawi Jangkep ini dikenakan khusus untuk kaum pria. Perlu anda ketahui ternyata pakaian ini berasal dari adat Keraton Kasunanan Surakarta.
Pakaian ini mempunyai dua jenis fungsi yang berbeda yaitu Jawi Jangkep dan Jawi Jangkep padintenan (keseharian). Jawi Jangkep digunakan khusus untuk penggunaan atasan hitam yang hanya boleh dikenakan pada acara formal.
Sementara Jawi Jangkep padintenan dikenakan pada bagian atasan berwarna selain hitam boleh dikenakan untuk acara non formal. Perlengkapan pakaian Jawi Jangkep diantaranya adalah :
- Penutup kepala berupa blankon atau destar.
- Pakaian atasan dengan bagian belakang jauh lebih pendek untuk tempat keris.
- Setagen.
- Epek, timang, dan lerep sebagai sejenis ikat pinggang.
- Kain bawahan.
- Wangkingan atau keris.
- Canilan atau selop sebagai alas kaki.
3. Beskap
Beskep merupakan salah satu jenis pakaian atasan pada Jawi Jangkep, tetapi dengan seiring berkembangnya zaman saat ini Beskap dikenakan secara terpisah. Budaya pemakaian Beskap ternyata sudah ada sejak zaman Mataram tepatnya akhir abad ke-18.
Pakaian ini memiliki tampilan bentuk seperti kemeja lipat dan juga berkerah bukan lipat, pada umumnya beskap memiliki warna kain yang polos. Lalu kancing pada beskap berada pada sisi kanan dan kiri serta pola kancing menyamping.
Sama halnya seperti pakaian atasan untuk Jawi Jangkep, pada bagian belakang beskap terbuka untuk tempat keris.Pakaian Beskap ini memiliki empat macam yaitu :
- Beskap gaya Solo merupakan jenis beskap yang terinspirasi dari pakem budaya Keraton Kasunanan.
- Beskap gaya Yogya adalah beskap jenis ini merujuk pada pakem Keraton Kasultanan dan
- Beskap landing yaitu jenis beskap dengan bagian depan yang panjang
- Beskap gaya kulon.
Baca Juga Berikut Ini : Pakaian Adat Jawa Tengah Beserta Penjelasannya
4. Surjan
Surjan merupakan kemeja atasan yang khusus dikenakan oleh kaum laki-laki. Surjan memiliki tampilan bentuk seperti berlengan panjang dengan kerah tegak dan terbuat dari kain bermotif lurik atau bunga.
Pada zaman dulu pakai surjan ini hanya boleh dikenakan olej kaum para bangsawan dan para abdi keraton.
Sebutan nama surjan itu ternyata singkatan dari gabungan kata suraksa-janma yang artinya menjadi manusia. Ada juga yang berpendapat bahawa surjan berasal dari kata siro dan jan yang berarti pelita.
Menurut sumber sejarah, pakaian surjan ini telah ada sejak zaman Mataram Islam yang diciptakan pertama kali oleh Sunan Kalijaga. Pakaian ini sering juga disebut sebagai pakaian taqwa karena memiliki makna religius. Apa saja makna yang terkandung di pakaian surjan tersebut, yuk simak penjelasannya dibawah ini :
- Enam buah kancing pada kerah memiliki arti rukun iman.
- Dua buah kancing pada dada kiri dan kanan melambangkan dua kalimat Syahadat.
- Tiga buah kancing yang tidak terlihat di bagian dada dekat perut yang melambangkan nafsu manusia yang harus dikendalikan.
5. Kanigaran
Kanigaran adalah riasan khusus pengantin dari keluarga kerajaan di Kesultanan Ngayogyakarta yang disebut paes ageng kanigaran. Riasan ini diperbolehkan untuk oleh masyarakat umum pada masa pemerintahan Sultan HB IX. Kanigaran adalah suatu sarat akan makna filosofis dan banyak diminati calon pengantin, khususnya bagi yang berdarah jawa.
Pakaian kanigaran ini terbuat dari bahan beludru warna hitam yang sudah dilengkapi dengan kain dodot atau kampuh sebagai bawahan. Riasan dan aksesoris beserta teknik pemakaiannya mempunyai aturan khusus tersendiri dan hanya perias terlatih yang mampu melakukannya.
6. Basahan
Sebagaimana halnya seperti kanigaran, basahan adalah suatu bentuk riasan yang digunakan oleh pengantin. Basahan ini sudah digunakan sejak pada kebudayaan Mataram, basahan umunya dijadikan sebagai dandanan acara pilihan untuk upacara.
Untuk membedakan antara dandanan basahan dan kanigaran yaitu dari segi model berpakaiannya. Kanigaran mengenakan pakaian luaran berbahan beludru di luar kemben, sementara basahan pakaian luaran tersebut tidak ada. Riasan dan aksesoris yang digunakan hampir menyerupai pada dandanan paes ageng kanigaran.
7. Batik
Batik adalah salah satu dari sekian banyak pakaian adat Jawa yang sudah terkenal di Mancanegra. Asal kata Batik ini yaitu hasil abreviasi dari kalimat jawa babat soko sak tithik, yang secara istilah dapat diartikan mengerjakan sesuatu sedikit demi sedikit.
Ada juga yang berpendapat bahwa batik adalah gabungan dari amba yang berarti luas/lebar dan thik/titik/matik yang berarti membuat titik. Jadi dapat disimpulkan Batik memiliki arti sebagai menggambar dan menggabungkan titik-titik pada kain yang lebar.
Pada 2 Oktober 2009, UNESCO telah mengakui bahwa batik adalah warisan budaya aseli dari Indonesia. Semenjak waktu itu, batik semakin dikenal dan dikenakan banyak orang dimanapun berada. Seiring perkembangan zaman, model pakaian batik saat ini beraneka ragam baik dari desain maupun motifnya.
Kain batik tidak hanya digunakan sebagai bahan bawahan untuk kebaya, tetapi juga sudah dijadikan untuk bahan pembuatan gaun ataupun atasan oleh para kaum wanita.
Dengan demikian batik tidak akan termakan oleh waktu dan terus dapat meningkatkan kecintaan akan warisan budaya nasional.
Sementara diseluruh instansi pemerintah yang ada di Indonesia telah mewajibkan untuk menggunakan batik, karena pemakaian batik dianggap sebagai seragam resmi di berbagai instansi pendidikan.
Sehingga dengan bangganya budaya dalam negeri bukan berarti akan tertinggal dengan persaingan global.
Baca Juga Pakaian Tradisional Vietnam Yang Digunakan Dalam Acara Pesta
Demikian ulasan tentang Pakaian Adat Jawa, semoga sedikit informasi ini dapat bermanfaat untuk anda semua. Terima kasih atas perhatiannya